Membangun drainase vertikal sebagai bagian dari program penanganan banjir dan upaya konservasi air tanah (drainase berbasis lingkungan) di Jakarta menjadi salah satu janji Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam kampanyenya.
Sejak awal Oktober 2018, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melakukan pembangunan dan uji coba drainase vertikal berupa sumur resapan di wilayah DKI Jakarta. Sumur resapan yang dibangun dan diuji coba adalah berupa 3 sumur resapan dangkal dan 1 sumur resapan sedang pada objek berbeda.
Sumur resapan dangkal diuji di halaman sekolah, di jalan dan dilapangan. Semua objek tersebut sudah disurvey merupakan lokasi yang tergenang cukup signifikan pada saat turun hujan. Sedangkan sumur resapan sedang diuji pada sebuah rumah ibadah.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan hasil uji coba drainase vertikal sangat baik. Nantinya, sistem drainase vertikal ini akan menerapkan konsep teknologi Zero Run Off (ZRO). Yaitu konsep yang memadukan antara intensitas hujan, tampungan, resapan, manfaat atau konsumsi serta alirkan sisa air limpasan keluar kawasan hingga nol persen.
“Kebijakan kedepannya adalah kita ingin zero run off dari halaman rumah atau gedung. Karena itulah kita siapkan programnya untuk vertikal drainase ini,” kata Anies.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Energi (PE) Provinisi DKI Jakarta, Ricki Marojahan Mulia membenarkan informasi yang disampaikan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
Menurutnya bahwa hasil uji coba di halaman sekolah menunjukkan bahwa sebelum ada sumur resapan, genangan baru surut sekitar 24 jam, namun hasil uji coba saat hujan deras pada 22 November 2018 ternyata genangan hilang dalam waktu 15 menit.
“Begitu juga genangan di jalan, sebelum adanya sumur resapan baru surut sekitar 10 jam, tetapi pada tanggal yang sama genangan hilang dalam waktu 15 menit. Untuk ujicoba di lapangan, genangan sebelum dipasang sumur resapan biasanya sekitar dua sampai tiga hari namun pada 22 November 2018 genangan hilang sekitar 2 jam,” terang Ricki.
Hal ini membuat Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta yakin akan efektivitas drainase vertikal sebagai upaya untuk menangani banjir, asalkan penempatannya di lokasi yang tepat.
Karena itu, lanjutnya, sumur resapan tepat untuk menangani banjir pluvial (akibat hujan setempat) bukan untuk menangani banjir fluvial (akibat luapan air sungai) maupun banjir rob. (*)