TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah berjanji untuk mencarikan solusi bagi warga (nelayan) dan para pedagang yang tergusur oleh pengembangan kawasan wisata Mandalika.
Janji tersebut ia sampaikan saat menerima protes dan aduan perwakilan warga di ruang kerja Gubernur di Mataram, Jumat (14/12/2018) lalu.
Sebelumnya, salah satu BUM, dalam hal ini pihak pengembang kawasan wisata melakukan penggusuran rumah dan tempat usaha, hingga pengumuman larangan berjualan di kawasan wisata Mandalika. ”Masalah ini harus mendapat perhatian khusus sebagai penghormatan kepada hak masyarakat dan ruang hidupnya," tutur Zul.
Kepala Dusun Dasan Baru, Deda Kuta, Geni menyampaikan bahwa kehadiran ITDC ini seolah-olah tidak pernah terlepas dari kata usir dan gusur.
Geni mencontohkan, belum lama ini para pedagang asongan dilarang berjualan di kawasan Mandalika. ”Bukan hanya Itu, selanjutnya turun surat perintah pengosongan atau pembongkaran rumah penduduk di kampung nelayan di HL 04,05 dan 93,” tambah Geni.
Dalam rilisnya yang diterima tribunnews.com Geni menyatakan, masyarakat bukannya tidak setuju dengan pembangunan. Namun, mereka ingin dihormati dan dihargai sebagai manusia dan warga masyarakat.
”Kami jangan dianggap hewan yang semudah itu di gusur dan diusir dari tanah yang selama ini turun temurun menjadi tempat kami hidup,” tegasnya.
Gubernur menyambut positif apa yang menjadi keluhan warga Desa Kute yg hadir jauh-jauh untuk menyampaikan keluh kesahnya. Di tengah acara dadakan Itu ia meminta salah satu Komisaris ITDC Lalu Gita Aryadi untuk menyelesaikan semua persoalan masyarakat. ”Saya minta semua persoalan dengan masyarakat diselesaikan,” katanya kepada Gita Aryadi.
Dijelaskan dalam rilis tersebut sebelum aksi ke kantor gubernur yang akhirnya gubernur bersuara ini, dalam sebulan terakhir ITDC telah mendapat kecaman dan protes. Serangan protes itu berasal dari para tokoh pergerakan, politisi, hingga intelektual.
Mereka bersuara melalui media massa cetak, medsos maupun grup-grup percakapan WA. Isi tulisannya mulai berupa saran, protes, dan hujatan, serta puisi. Umumnya meminta BUMN ITDC menghentikan penindasan di ruang hidup warga Desa Kute serta semestinya menghormati hak-hak tradisional warga adat itu