Sekitar 15 meter, banyak orang tua yang berada di sekitar lokasi menyarankan kepadanya untuk pulang kembali ke rumahnya.
"Saya juga pulang ke Ponu, tiba-tiba Kasat Pol PP datang dari Atambua ikut saya di rumah. Habis itu mereka bawa saya ke Polsek Ponu untuk ambil keterangan. Saya sudah ambil keterangan di sana tapi mereka bilang harus ke Polres. Saya juga ikut ke Polres. Saya sudah lapor di Polsek Ponu tadi," ungkapnya.
Baca: Soal Kabar Angel Lelga Jadi Tersangka, Kuasa Hukumnya Beberkan Hasil Visum yang Negatif
Yoakim menambahkan, dirinya telah diambil visum oleh pihak di RSUD Kefamenanu.
Setelah mengambil visum, dirinya diberikan obat untuk diminum oleh petugas di RSUD Kefamenanu.
"Setelah ini saya mau diambil keterangan atas laporan saya di Polsek Ponu," ungkap Yoakim yang di dampingi kuasa hukumnya bernama Manyus Kubesi.
Yoakim menuturkan, atas insiden pengeroyokan yang dilakukan oleh ajudan, supir bupati, dan kepala dinas perikanan, saat ini ia masih merasa sakit dan kepalanya masih terasa pusing.
"Saya masih rasa pusing-pusing, saya rasa pedis-pedis sehingga tadi barusan pihak RSUD Kefamenanu memberikan obat untuk diminum tiga kali sehari," tuturnya.
Yoakim menjelaskan, pihaknya hanya ingin meminta kepada Bupati TTU dan pihak perusahaan garam memberikan sosialisasi kepada masyarakat pemilik sawah agar masyarakat dapat mengetahui manfaat kehadiran tambak garam di desanya tersebut.
"Tuntutan saya hanya itu saja, saya minta tolong, Pak Bupati sosialisasikan dengan kami masyarakat dulu. Karena perusahaan garam sudah masuk banyak ini. Kami minta Pak Bupati dan pihak perusahaan garam kasih kami sosialisasi dulu, supaya kami tau manfaatnya apa. Saya minta begitu. Dia kejar saya, saya angkat tangan minta maaf bapak. Saya ini hanya masyarakat, saya hanya minta tolong sosialisasi kepada kami," ujarnya.
Bupati Membantah
Sementara itu, Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes mengatakan, tidak benar dirinya dan rombongan menganiaya warganya atas nama Yoakim Ulu Manehat.
Menurutnya, tidak ada keuntungan jika dirinya menganiaya warganya tersebut.
"Kalau informasi begitu tidak benar. Saya hanya tanya, kalau saudara maki-maki begini tujuannya apa? Sebenarnya kalau mau pukul-pukul saja. Saya juga tidak berdekatan karena dihalangi oleh ajudan dan banyak orang yang ada disitu. Bukan hanya satu dua orang. Saya tidak mendorong. Tidak ada keuntungan kalau saya mendorong," ungkap Raymundus kepada POS-KUPANG.COM di rumah jabatan bupati, Sabtu (22/12/2018).
Soal pengakuan Yoakim Ulu Manehat terkait dengan penganiayaan, tegas Raymundus, hal itu hanya pengakuan dia saja, sebetulnya tidak ada aksi penganiayaan.