Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, ANYER - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan memprediksi tsunami yang menghantam Banten kemungkinan bukan dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Jonan menyambangi Pos Pantau Gunung Anak Krakatau untuk mengecek aktivitas gunung tersebut yang diduga menjadi biang keladi tsunami Selat Sunda.
Ia mengatakan dalam kunjungannya bahwa tsunami yang menewaskan ratusan orang tersebut belum tentu disebabkan oleh erupsi Gunung Anak Krakatau.
"Kalau tsunami itu seharusnya ada longsoran yang sangat amat besar. Sekali lagi ini kalau aktivitasnya karena gunung ya saya kira enggak sih. Itu bisa potensi salah satunya, tapi mungkin ada faktor lain yang sekarang oleh para ahli sedang dikaji lagi," jelas Jonan di Pos Pantau Gunung Anak Krakatau, Jumat (28/12/2018).
Baca: Pasca Tsunami di Banten, Adik Ratu Atut Buat Larangan Berdagang di Bibir Pantai
Meski demikian, Jonan mengatakan Gunung Anak Krakatau memang menunjukan aktivitas tertingginya pada bulan September 2018.
Bahkan, getaran atau amplitudo yang dihasilkan gunung tersebut menurut Jonan hanya seperempat kekuatan dari amplitudo saat bulan September.
"Makanya saya juga minta koordinasi lipi, BPPT, Badan Geologi ESDM, BMKG, untuk mempelajari kira-kira tsunami yang tempo hari akibat apa saja. Apa longsoroan besar dari tubuh Gunung Anak Krakatau atau hal lain," kata Jonan.
Baca: Terciduk Bermesraan dengan Irwan Mussry di Belakang Ayahnya, Maia Estianty: Begini Kalau Jatuh Cinta
Baca: Dihadapan Sang Ibu Gempita Sebut Lebih Sayang Gading Marteen, Begini Tanggapan Gisella Anastasia
Baca: Rumor Transfer Persib Bandung: Kode Hati Biru Pemain Asal Brasil hingga Kembalinya Kakak Beckham