TRIBUNNEWS.COM - Orang-orang berduyun-duyun mendatangi rumah sederhana di Dusun Klagaran, Gadingsari, Sanden, Bantul pada Jumat (4/1/2019) siang.
Banyak di antara mereka mengantre untuk bergantian menyolatkan jenazah Rifan Mustofa, korban tsunami yang menerjang Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) lalu.
Sukiyo (61), ayah dari almarhum Rifan pun berkisah tentang anak laki-laki kesayangannya tersebut. Sebelum akhirnya berpulang, Rifan sempat dirawat di rumah sakit di Banten selama sepekan lebih.
Beserta adik Rifan dan kerabat, sehari setelah kejadian, Sukiyo langsung menuju Banten untuk menemani anak keduanya itu.
"Waktu saya ke sana dia masih bisa saya ajak komunikasi," kata Sukiyo yang tampak tegar dan ikhlas atas kepergian Rifan.
Bahkan, kata Sukiyo, Rifan sempat bercerita kronologi kejadian sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit.
"Dia bisa cerita kondisi tsunami. Ada ombak, dia terseret air. Kejadian jam 10 malam, sampai jam 3 pagi dia baru sadar lalu cari pertolongan," jelasnya.
Namun setelah mendapatkan perawatan selama sepekan lebih, Rifan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis (3/1/2019) pukul 6.00. WIB.
Baca: Hariyadi Minta Masyarakat Tidak Buru-buru Menjudge Soal Pencabutan Moratorium Hotel
Jenazah Rifan dibawa menuju Bantul pada pukul 23.00 dengan masih didampingi ayahnya. "Dibawa pakai ambulans, sama saya ikut juga," kata Sukiyo.
Usai salat Jumat, saat rumah duka makin ramai pelayat, jenazah Rifan pun segera dibawa ke pemakaman yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah duka.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Bantul Suharsono juga turut hadir memberikan ucapan bela sungkawa. Ia berharap keluarga yang ditinggalkan dapat ikhlas dan sabar atas kepergian Rifan.(tribunjogja)