Laporan Wartawan Serambi Indonesia Safriadi Syahbuddin
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Satu dari bayi kembar anak dari pasangan suami istri Ranjani (43) dan Yulita (26), warga Nagan Raya Aceh ditahan pihak rumah sakit Malaysia karena mereka tidak sanggup melunasi biaya persalinan.
Hingga hari ini, Sabtu (5/1/2019), satu dari bayi kembar anak dari Ranjani dan Yulita masih ditahan di Rumah Sakit Ampang, Malaysia.
Informasi ini diperoleh Serambinews.com dari anggota DPD RI asal Aceh, H Sudirman alias Haji Uma, nasib miris yang dialami warga Nagan Raya tersebut diterimanya berdasarkan laporan sejumlah masyarakat Aceh di Malaysia kepada staf ahlinya, Muhammad Daud.
Haji Uma juga mengirimkan foto bayi dan ibunya yang masih berada di rumah sakit, dan selembar kertas yang berisi permohonan bantuan kepada warga Nagan Raya tersebut.
Berikut ini isi surat itu:
MASUK HOSPITAL 12/8/18
BERSALIN DI HOSPITAL
AMPANG (KERAJAAN)
LAHIR KEMBAR DAN TIDAK CUKOP
BULAN, RAWATAN BERLANJUTAN
SEHINGGA HARI INI 5/1/19
MENELAN BELANJA RM 39.000
DAN TELAH DIBAYAR
SEKITAR 20.000
SISA SEHINGGA HARI INI 5/1/19
LINGKUNGAN 19.000. BAKI.
DI HISPOTAL
PIHAK KELUAR SANGAT
MENGHARAP BANTUAN DARI
BERBAGAI PIHAK.
NOTE: BIL ASLI DARI HOSPITAL
AKAN NYUSUL SEBENTAR
LAGI - KASIH -
Haji Uma mengatakan, satu dari dua bayi Ranjani da Yulita sudah bisa keluar dari rumah sakit beberapa waktu lalu, setelah membayar sebagian dari biaya persalinan atas bantuan masyarakat Aceh di Malaysia.
"Saat ini masih ada kurang sekitar 19.000 Ringgit Malaysia agar bayi tersebut bisa segera keluar dari rumah sakit," kata Haji Uma.
Baca: 5 Fakta TKI Asal Siantar Terancam Hukuman Mati di Malaysia, keluarga Dilarang Bertemu
Menurut Haji Uma, biaya tersebut sangat besar dan jauh dari biasanya saat membantu kesulitan masyarakat Aceh di Malaysia.
Haji Uma mengharapkan sejumlah pihak di Aceh dan masyarakat Aceh di mana pun, turut sama-sama membantu pasangan suami istri asal Nagan Raya itu.
"Saya sudah berkomunikasi dengan Wakil Bupati Nagan Raya dan Baitul Mal Aceh, agar masalah ini dapat kita pikirkan bersama," kata Haji Uma.
"Secara moral saya tidak bisa balik badan walau dengan kondisi tidak mampu, karena itu berbagai upaya kita tempuh termasuk mengajak pihak lain guna membantu, termasuk Gubernur dan Pemprov Aceh," tambahnya.
Haji Uma berharap persoalan yang dihadapi pasangan suami istri asal Nagan Raya itu segera mendapat tanggapan berbagai pihak sebab jika semakin lama bayi tersebut berada di rumah sakit, maka semakin besar atau bertambah pula biaya yang harus ditebus ke pihak rumah sakit.