"Semalam hujan deras dan angin cukup kencang. Tidak terasa dan terdengar apa-apa dari arah puncak," kata Waluyo, warga Balerante yang berangkat merumput ke lereng.
Terkait aktivitas Merapi yang saat ini masih berstatus Waspada (level II), BPPTKG Yogyakarta merekomendasikan jarak aman adalah radius 3 kilometer dari puncak.
Kegiatan pendakian untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
Laporan pengamatan visual dari empat pos di Ngepos, Babadan, Jrakah, dan Selo, puncak Merapi terlihat jelas dari semua arah pada Selasa pagi.
Baca: Usai Menenggelamkan Elfi Manik yang Sudah Tak Bernyawa, Yewalson Kembali ke Rumah Mengambil Emas
Guguran dan luncuran lava pijar cukup besar dan panjang tercatat terjadi 4 Januari 2019 pukul 21.01.
Amplitudo guguran yang terekam seismograf mencapai 70 milimeter dengan durasi 150 detik.
Panjang luncuran mencapai sekitar 1,2 kilometer. Sejauh ini tercatat luncuran terpanjang sejak Agustus 2018.
Arahnya ke hulu Kali Gendol, atau ke bukaan kawah sisi selatan.
Guguran dan luncuran lava pijar ini sempat menerbangkan debu vulkanik ke daerah Tegalmulyo, Klaten.
Pantauan situasi lapangan lain di alur Kali Gendol, aktivitas penambangan pasir berlangsung seperti biasa.
Hanya akses jalan tambang dari Kepuharjo yang menuju Kali Gendol dan dusun-dusun lain di sebelah timur sungai sempat putus.
Tebing di sisi barat jalan ambrol. Alat berat backhoe milik pengelola tambang pasir tadi pagi membersihkan dan meratakan kembali jalan.(Tribunjogja.com/xna)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Enam Jam Terdeteksi 10 Kali Guguran di Puncak Merapi