TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN – Joko Prasetyo (48) warga Jalan Wijaya 2 RT02/RW 08 Kelurahan Genuk, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang membuat kreasi berupa sofa menggunakan bahan ban bekas.
Sofa itu tampak unik karena bentuknya bulat menyerupai bakpao.
Joko menekuni pembuatan sofa bakpao itu setelah dia berhenti kerja sebagai sopir.
Bapak tiga anak ini sengaja menamai usahanya dengan Sofa Bakpao karena bentuk sofa yang dibuat seperti Bakpao.
Usaha Joko ditekuni sejak tahun 2017 dan kini makin berkembang.
Namanya mudah diingat.
Sofa Bakpao kini melayani pesanan dan produknya telah dijual ke beberapa kota di Indonesia, bahkan sudah diekspor ke Malaysia.
Sofa bakpao buatan Joko di Ungaran Barat menggunakan bahan ban bekas (tribunjateng/mahasiswa UIN Magang)
"Awal mulanya saya hanya iseng saja melihat barang-barang bekas, terus saya kepikiran ingin membuat sesuatu yang akhirnya berguna. Lalu saya membuat sofa menggunakan material ban bekas, vinil, spon dan karet penyangga elastis," kata Joko.
Saat beberapa mahasiswa UIN Walisongo yang sedang magang jurnalistik di Tribun Jateng mengunjungi usaha produksi sofa itu, tampak Joko sedang menyelesaikan beberapa sofa pesanan.
Dia juga memasarkan produk itu melalui media sosial Facebook, Instragram dan Whattsapp.
"Sofa bakpao bisa digunakan tahan bertahun-tahun. Yang penting perawatannya, ini tahan hujan dan panas," kata Joko kepada Maya Fadilatuzzulfa dan Afifah Syifa Qonita yang melakukan wawancara di lokasi usaha.
Biar awet bersih dan tahan lama, sofa bakpao cukup dilap menggunakan kanebo.
Jangan kena puntung rokok atau api karena bahan yang digunakan sintetis.
Sofa bakpao itu dipasarkan dengan harga mulai Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu per unit.
Jika satu set lengkap harga Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta.
Satu set yang terdiri dari empat kursi dan satu meja bisa selesai dikerjakan dalam waktu dua hari.
Omzet sebulan berkisar Rp 50-75 juta per bulan.
Kini dia punya lima karyawan.
Keuntungan kira-kira 25 persen dari omzet.
"Dalam mencari karyawan tetap yang tekun memang sulit. Sebab itu, saya memperkerjakan karyawan borongan. Gaji yang didapat mereka tergantung sofa yang dibuat," kata dia.
Joko berharap pemerintah daerah memberikan bantuan modal usaha dan peralatan supaya usahanya makin berkembang. (*)