Terkumpul Fakta Baru
Tribunjateng.com pun melakukan investigasi lebih lanjut. Terungkap fakta baru yang didapatkan dari berbagai pihak.
Keterangan Kades Ngawen
Tribunjateng.com menemui Kepala Desa Ngawen, Sunarto, Selasa (15/1/2019) pagi guna memperoleh informasi lebih mendalam mengenai Legiman. Namun, Sunarto membantah keterangan bahwa Legiman merupakan warga Desa Ngawen.
“Saya sudah mengkonfirmasi ke semua perangkat desa. Pengemis yang diberitakan tersebut bukan warga kami. Dia bukan warga Ngawen,” tegas Sunarto.
Sunarto menjelaskan, kemungkinan perumahan yang dimaksud ialah Perumahan Gunung Bedah. Meski letaknya berdekatan dengan Desa Ngawen, namun perumahan tersebut masuk ke dalam teritori Desa Pegandan.
Keterangan Warga Perumahan Gunung Bedah
Tribunjateng.com kemudian menanyai Farida, bukan nama sebenarnya, seorang warga Perumahan Gunung Bedah.
Rumah Farida berada sekira 70 meter dari gapura perumahan. Menurut Farida, karena letaknya sangat dekat dengan gapura Desa Ngawen, banyak orang memang menyebut Perumahan Gunung Bedah sebagai Perumahan Ngawen.
Ketika Tribunjateng.com menunjukkan foto Legiman, Farida menjawab, “Saya enggak tahu orang ini. Sepertinya bukan warga sini. Tapi mungkin dia di wilayah perumahan yang masuk Desa Sokokulon. Soalnya perumahan ini terbagi ke dua desa, yakni Desa Pegandan dan Sokokulon.”
Tribunjateng.com kemudian menuju ujung barat perumahan yang merupakan bagian dari wilayah Sokokulon. Di sana, Sundari, bukan nama sebenarnya, seorang pemilik warung sembako mengaku mengenali Legiman.
“Ya Allah, njenengan nyari orang ini? Rumahnya yang itu,” ujar Sundari sambil menunjuk sebuah rumah bercat abu-abu. Rumah yang catnya telah mengelupas di beberapa bagian itu tidak jauh dari rumah Sundari, hanya sekira 30 meter.
“Dia mengontrak di sini. Pemilik rumah itu bernama Pak Muh, warga Sokokulon,” lanjut Sundari.
Menurut Sundari, Legiman tinggal seorang diri di rumah yang harga sewanya Rp 400 ribu per bulan tersebut. Namun, adik laki-laki Legiman sering datang berkunjung.