News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadani Bantah Telantarkan Ayahnya dalam Kerangkeng, Ini Pengakuannya

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Abdul Zahlil ditelantarkan oleh anak kandungnya, tinggal dalam kerangkeng mirip penjara.

Laporan Wartawan Tribun Medan, Dohu Lase

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Baru-baru ini, foto seorang kakek tergeletak dalam kerangkeng besi viral di media sosial. Dalam foto tersebut, sang kakek dalam keadaan bugil dan tidur menyamping.

Foto kakek ini lantas ditanggapi beragam oleh netizen. Sebagian besar mengutuk, karena dianggap tidak manusiawi.

Tribun Medan kemudian mencoba mencaritahu lokasi rumah kakek yang diduga ditelantarkan tersebut, Kamis (17/1/2019), guna melihat langsung.

Alhasil, rumah tempat tinggal sang kakek tersebut ditemukan, berlokasi di Jalan Sumber Utama Gang Kolamsimsa, Lingkungan XIII, Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. Kakek tersebut bernama Abdul Zahlil (68).

Abdul Zahlil tinggal bersama dengan putrinya, Rahmadani (28), dan menantunya, Tasmoni (33).

Abdul Zahlil dikurung dalam kerangkeng. (Istimewa) (Istimewa)

Rumah yang mereka tempati merupakan rumah kontrakan, dengan dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Ukurannya relatif kecil.

Rahmadani, saat ditemui Tribun Medan hari itu, mengungkapkan, ayahnya kehilangan kemandirian hidup semenjak mengidap penyakit lumpuh pada pertengahan bulan September 2018 lalu.

Karena penyakit itu, ayahnya menjadi tak bisa melakukan segala hal sendiri, termasuk untuk buang air besar dan buang air kecil.

Sebelum mengidap penyakit tersebut, ayahnya tidur di kamar tidur biasa.

Rahmadani dan suaminya seringkali dibuat repot, karena kotoran ayahnya melumuri lantai, bahkan sampai ke dinding kamar.

Tak tahan menghadapi itu, mereka berdua kemudian membuatkan satu kamar khusus di bagian belakang rumah untuk tempat ayah mereka.

Dengan begitu, mereka dapat lebih mudah membersihkan ayah mereka setiap kali buang air besar/kecil.

"Kebetulan di kamar yang dahulu ada bapak saya, juga ada barang-barang kami. Terkena sama kotoran bapak. Makanya kami buatkan kamar itu," ujar Rahmadani.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini