TRIBUNNEWS.COM, DONGGALA - Mendukung upaya pemulihan Sulawesi Tengah, yang luluh lantah karena gempa bumi dan terjangan tsunami, PT Mowilex Indonesia mendistribusikan secara langsung bantuan kemanusiaan kepada para korban di tiga kota terdampak yakni Palu, Sigi dan Donggala.
Bantuan tersebut berupa 15 ton makanan dan 4.000 paket perlengkapan mandi (sabun cuci, sabun mandi, pasta gigi, dan sikat gigi), serta uang tunai yang berasal dari penggalangan dana dari hampir seluruh karyawan Mowilex yang disalurkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI).
“Kami memberikan perhatian bagi warga Palu ketika mendengar berita yang menyedihkan ini, sehingga kami mengupayakan bantuan secepatnya untuk warga dan masyarakat Palu. 100 persen dari bantuan kita adalah berupa makanan dan perlengkapan mandi yang sangat diperlukan warga Palu saat ini," ujar Presiden Direktur Mowilex Lily Liliana dalam keterangannya, Kamis (30/1/2019).
Lily menyebut pihaknya ingin membuat masyarakat di Palu mengerti bahwa mereka ada didalam pikiran dan hati kami saat ini. Dan, agar mereka tahu kalau kami selalu ada untuk mereka di jangka pendek dan jangka panjang,” tambah Lily.
Manager General Affairs dan K3L Mowilex Suratman menambahkan, begitu banyak karyawan Mowilex yang bersukarela untuk terjun langsung ke lapangan untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban.
Baca: Kondisi Terbaru Ruang Kerja Pasha yang Hancur Akibat Gempa Palu
“Kami sadar upaya bantuan ini bukan tanpa risiko, pada akhirnya, karyawan sukarelawan dari perusahaan juga dibantu oleh pihak TNI yang mengantar tim Mowilex ke berbagai titik lokasi bencana,” ungkap Suratman.
Selain mendistribusikan bantuan makanan dan perawatan tubuh, Mowilex juga turut berupaya memulihkan mental anak-anak pengungsi. Salah satunya dengan melakukan pendekatan Psikososial Support Program (PSP) di sejumlah titik posko pengungsian.
Koordinator pelayanan PSP PMI di Palu Malla Sari menyatakan, inisiatif Mowilex untuk mendukung pemulihan psikis para pengungsi, khususnya anak-anak, sangat dibutuhkan mengingat potensi dampak traumatik yang begitu besar akan dirasakan anak-anak.
"Ini (upaya pemulihan mental) terus dilakukan karena pemulihan kondisi psikologis tak kalah pentingnya dengan pemulihan infrastruktur pasca bencana," pungkasnya.
Gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,4 skala richter meluluhlantahkan beberapa kota/kabupaten di Sulawesi Tengah pada tanggal 28 September 2018. Kekuatan gempa paling terasa di Palu, Donggala, dan Sigi. Gempa ini mengakibatkan 2.081 orang meninggal dunia, 1.309 hilang, dan 206.219 orang kehilangangan tempat tinggal.