"Dulu pertama kali tulisan rumah ini dijual, tetangga saya bu Mukanah nangis-nangis. Pagi-pagi, ia pergi ke rumah Pak Maidi naik becak, dan meminta tolong agar rumah ini dibeli, dan saya diperbolehkan tinggal," katanya.
Namun, pada saat itu belum ada jawaban dari Maidi. Sebab, pada waktu itu, kata Damijati, Maidi kemungkinan sedang sibuk menjadi peserta Pilkada Kota Madiun.
"Dia (Mukanah) hanya ingin, rumah tersebut jangan sampai dibeli orang luar Kota Madiun," jelasnya.
Damijati mengatakan, ada banyak kenangan berasama suaminya di rumah itu. Termasuk, pada saat almarhum suaminya menciptakan lagu Hymne Guru.
"Meja makan itu yang digunakan pada waktu menciptakan lagu . Ditulis di kertas coklat, seperti yang biasanya digunakan untuk sampul buku itu lho," katanya sambil menunjuk ke arah meja di dapur rumahnya.
Pantauan di lokasi, di ruang tamu banyak terdapat penghargaan atas jasa alamarhum Sartono atas jasanya di bidang kesenian bagi dunia pendidikan. Di antaranya penghargaan dari Menteri Pendidikan, dari beberapa Universitas di Jawa Timur, dan juga mantan Gubernur Jawa Timur, Imam Utomo.
Sementara itu, di beberapa ruangan di rumahnya dipenuhi oleh alat-alat musik tradisional dan juga beberapa kostum atau baju adat.
Wanita paro baya ini berharap, ia masih memiliki waktu untuk mengumpulkan uang untuk menyewa rumah, sebelum rumah almarhum suaminya laku dibeli orang.