News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Suap di Bekasi

Terungkap di Persidangan, Uang Suap Perizinan Meikarta Berasal dari PT Mahkota Sentosa Utama

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang saksi menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum dari KPK dalam sidang lanjutan kasus suap perizinan proyek Meikarta dengan terdakwa Billy Sindoro, Henry Jasmen, Fitradjaja Purnama dan Taryudi, di Pengailan Tipikor Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Rabu (30/1/2019). Jaksa KPK pada sidang ini memanggil sembilan orang saksi, delapan saksi memenuhi panggilan sementara satu saksi lainnya yakni petinggi Lippo Group James Riady tidak hadir di persidangan. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Persidangan kasus suap perizinan proyek Meikarta pada Senin (4/2/2019) mengungkap sejumlah fakta baru. Salah satunya keterlibatan korporasi dalam praktik suap.

Di persidangan itu, dihadirkan tujuh saksi. Dari PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) dan dari pemegang sah‎am PT SMU.

Di persidangan, jaksa KPK menampilkan sejumlah bukti surat tentang pencairan uang senilai puluhan miliar dari PT MSU untuk biaya operasional.

Salah satunya, surat pencairan uang Rp 3,5 miliar untuk biaya operasional diserahkan kepada Edy Dwi Soesianto.

Sedangkan, menurut dakwaan jaksa KPK untuk terdakwa Billy Sindoro, Edy Dwi Soesianto terlibat dalam penyerahan uang suap senilai Rp 10,5 miliar ke Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin secara bertahap dari Juni 2017 hingga Januari‎ 2018.

Baca: Steffy Burase Batal Menikah dengan Irwandi karena Gubernur Nonaktif Aceh itu Keburu Ditangkap KPK

Uang itu diserahkan setelah Neneng Hasanah Yasin meneken surat izin pengelolaan dan penggunaan tanah (IPPT) pada Mei 2017.

"Di persidangan kemarin kami ingin tahu dari mana sebenarnya sumber uang. Dari sak‎si yang dihadirkan pekan lalu kan belum jelas, di persidangan kemarin jelas bahwa uang berasal dari PT MSU namun diotorisasi oleh pemegang saham," ujar jaksa KPK, I Wayan Riana usai persidangan.

Delapan orang saksi memenuhi panggilan jaksa KPK dalam sidang lanjutan kasus suap perizinan proyek Meikarta dengan terdakwa Billy Sindoro, Henry Jasmen, Fitradjaja Purnama dan Taryudi, di Pengailan Tipikor Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Rabu (30/1/2019). Sementara satu saksi lainnya yang dipanggil jaksa KPK yakni petinggi Lippo Group James Riady tidak memenuhi panggilan. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

‎Sementara itu, PT MSU sendiri dioperatori oleh sejumlah ekspatriat asing.

Seperti diketahui, PT MSU merupakan perusahaan pengembang Meikarta dan didanai salah satunya oleh konsorsium perusahaan di China lewat Peak Asia Investment.

Sony dari perusahaan pemegang saham Meikarta yang dihadirkan di persidangan mengatakan, pembiayaan pembangunan Meikarta berasal dari setoran modal, salah satunya dari Peak Asia Investment.

Selama proses pembangunan Meikarta, proses konstruksi sudah dikeluarkan senilai Rp 4 triliun dengan biaya iklan sebesar Rp 1,4 triliun.

Semua uang yang keluar berasal dari PT MSU.

"Semua pengabul keputusan ada di PT MSU yang sebagian besar ekspatriat (dari China). Peran kami hanya verifikasi saja setiap pengeluaran," ujar Sony.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini