"Kalau sampai menggigit warga, tidak pernah ada," ucapnya.
Tamino menambahkan, warga hanya bisa mengusir kerumunan monyet tersebut.
"Memang ada yang ngelawan yang ukuran besar. Tapi kalau diberi makan, tidak mau menyerang. Sepertinya turun karena memang lapar saja," imbuh Tamino.
Meski begitu, ia khawatir jika suatu saat hewan mamalia itu menyerang warga, khususnya anak-anak.
"Ya pastinya takutnya menggigit, terutama ke anak-anak. Kan bisa sebabkan rabies," terangnya.
Tamino memperkirakan jumlah monyet yang turun ke permukiman warga mencapai seratusan ekor.
"Kurang lebih jumlahnya ratusan. Karena sekali beranak tiga hingga empat ekor. Kayaknya beranak-pinak terus," tuturnya.
Tamino mengatakan, warga sebenarnya sudah melaporkan hal tersebut kepada lurah setempat.
Namun, pihak kelurahan juga tidak bisa berbuat banyak.
"Ya tanggapannya, kata lurah gimana itu kan kelaparan. Karena memang belum ada kejadian apa-apa, hanya mengambil makanan. Itu ramainya dari Gang Royal sampai ke dalam permukiman. Batasannya sampai SD 1 Bumi Waras," tambah Tamino.
Ia pun berharap instansi terkait segera bertindak agar monyet-monyet itu tidak lagi turun ke permukiman warga.
"Ya inginnya ada penanganan karena gunung itu sudah abis. Dulu kan banyak buah-buahan, seperti mangga, alpukat, jambu monyet. Sekarang sudah gak ada karena sudah habis," ujarnya.
Hal senada dikatakan Heru, warga yang berjualan makanan di pinggir Jalan Yos Sudarso.
"Ya monyet-monyet pada turun ambil makanan kecil, tomat, sayur-sayuran," tutur Heru.