Lokasinya tepat di pinggir rumah seorang korban dan di pinggir perkebunan singkong.
Terlihat lubang kecil di lantai yang terbuat dari tembok, serta bekas cipratan cairan diduga darah korban terpantau menyebar ke berbagai arah.
Baca: Sosok Viral Bude Sumiyati Kini Sedang Kasmaran! Begini Kisah Cintanya
Seperti di dinding tembok rumah bahkan atap rumah yang ada di dekatnya.
Komandan Detasemen Peralatan Bogor, Letkol CPL Asep Rahmatsyah, mengatakan bahwa ledakan benda diduga granat GLM memiliki daya ledak kategori mematikan.
"Untuk kekuatan daya ledaknya bisa sebut kategori mematikan sekitar 10-15 meter," kata Asep saat ditemui TribunnewsBogor.com tak jauh dari lokasi kejadian, Jumat (15/2/2019).
Ia menjelaskan bahwa daya ledakan granat ini hanya untuk melukai personel dan tidak diperuntukan untuk merusak bangunan.
Sampai saat ini para petugas dari beberapa unsur seperti polisi, TNI dan pemerintah setempat masih berdatangan ke lokasi kejadian.
Bukan granat nanas
Komandan Detasemen Peralatan (Dandenpal) Bogor, Letkol Asep Rahmatsyah, mengatakan benda yang meledak saat dimainkan anak-anak merupakan granat pelontar atau granat GLM (grenade launcher mortir).
"Bentuknya seperti nanas, itu tidak benar. Benda yang meledak kemaren itu bukan granat tangan. Karena dari keterangan ibu korban bentuknya bukan seperti nanas," kata Asep kepada TribunnewsBogor.com saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (15/2/2019).
Hasil pemeriksaan sisa-sisa serpihan benda tersebut, kata Asep, juga tidak mengarah ke ciri-ciri granat tangan.
Baca: Sejumlah Alasan TKN Yakin Jokowi-Maruf Menang di Jabar
Granat pelontar ini kata Asep sampai saat ini masih dugaan sementara dan pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Ini tetep masuk kategori granat tapi mungkin beda dalam cara penggunaanya. Kalau jenis ini menggunakan senjata pelontar, jadi tidak dilontarkan manual dengan tangan. Ini dugaan sementara. Selanjutnya akan kami telusuri lagi lebih spesifik supaya bisa kami simpulkan amunisi jenis apa yang kemarin itu," ungkapnya.