Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNNEWS.COM, PADANG – Jenazah Robby Alhalim (18), santri yang tewas karena dikeroyok belasan temannya, dikebumikan di kampung halamannya, di Koto Laweh, Kabupaten Tanah Datar, Senin (18/2/2019).
Sebelumnya, jenazah Robby Alhalim diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar selama 5,5 jam. Mulai dari pukul 11.30 WIB, hingga pukul 17.00 WIB.
Sore itu, jenazahnya langsung dibawa menggunakan ambulans ke Koto Laweh, Tanah Datar.
Jenazah Robby Alhalim digotong menggunakan keranda berbalut kain hitam, dari ruang autopsi ke mobil ambulans.
Sedangkan hasil autopsinya, pihak Polres Padang Panjang masih menunggu.
"Kalau hasil, menunggu dari dokter. Kita belum tahu hasilnya," kata Kasat Reskrim Polres Padang Panjang, Iptu Kalbert Jonaidi kepada TribunPadang.com, Senin sore.
Baca: Joko Widodo Kerap ke Tepian laut Saat Tengah Malam, Ini Kesaksian Pak RW
Hasil autopsi, kata Iptu Kalbert, sangat berguna dalam proses penyidikan.
"Nanti kabarnya akan saya sampaikan lebih lanjut," ujar dia.
Polres Padang Panjang juga telah berhasil mengungkap motif pengeroyokan santri di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Tanah Datar, tepatnya di jalan lintas Padang Panjang – Bukittinggi.
Robby Alhalim sebagai korban, menghembuskan nafas terakhir pada Senin (18/2/2019) pagi, setelah koma di RSUP M Djamil Padang, selama sepekan.
Baca: Pengamat Sebut Data sebagai Senjata Jokowi di Debat Kedua, Prabowo Berkutat di Narasi Besar
Polres Padang Panjang juga sudah menetapkan 17 orang santri sebagai anak pelaku atau tersangka dalam kasus ini.
Para anak pelaku sudah dimintai keterangannya. Kesimpulan sementara, korban dikeroyok karena dituduh mengambil barang milik anak pelaku.
"Motifnya menurut keterangan saksi dan anak pelaku, bahwa korban sudah mengambil barang anak pelaku," kata Kasat Reskrim Polres Padang Panjang, Iptu Kalbert Jonaidi saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara.
Akibatnya, anak pelaku merasa kesal dan akhirnya mengeroyok Robby Alhalim.
Hingga pukul 16.30 WIB, proses autopsi Robby Alhalim masih berlangsung di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar.
Menurut Iptu Kalbert Jonaidi, proses autopsi ini penting dilakukan untuk proses penyidikan.
Polres Padang Panjang, kata Iptu Kalbert Jonaidi, masih terus mengembangkan kasus ini. Termasuk memeriksa pihak pondok pesantren tersebut.
"Pihak pesantren sebagai saksi dalam perkara ini, akan kami tindak lanjuti. Apakah ada kelalaian dari pihak pesantren, masih kita dalami," ujarnya.
Polres Padang Panjang tak menahan 17 anak pelaku pengeroyokan Robby Alhalim, santri Pondok Pesantren Nurul Ikhlas, Tanah Datar, Sumatera Barat.
Kasat Reskrim Polres Padang Panjang, Iptu Kalbert Jonaidi mengatakan, tidak dilakukan penahanan terhadap 17 anak pelaku itu, karena masih anak di bawah umur.
"Untuk 17 orang anak pelaku ini sifatnya kita amankan, bukan ditahan. Karena kita tak ada kewajiban melakukan penahanan," ujar Iptu Kalbert Jonaidi.
Karena para terduga pelaku adalah anak di bawah umur, penyebutan tersangka diganti dengan penyebutan anak tersangka.
"Kalau untuk orang dewasa, penyebutannya tersangka. Kalau anak di bawah umur disebut anak pelaku," kata Iptu Kalbert Jonaidi.
Dia juga menjelaskan, untuk pasal yang akan dijerat kepada para anak pelaku, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kejaksaan Negeri Padang Panjang.
"Hari ini anggota kita sudah koordinasi langsung dengan Kejaksaan Negeri Padang Panjang," ujarnya.
Dalam proses penyelidikan, kata Iptu Kalbert Jonaidi, pihaknya juga telah melakukan oleh tempat kejadian perkara (TKP).
"Kita juga sudah lakukan prarekonstruksi, untuk mendapatkan peranan dari masing-masing terduga pelaku," jelasnya.(TribunPadang.com/Rezi Azwar)
Artikel ini telah tayang di Tribunpadang.com dengan judul Diautopsi Selama 5,5 Jam, Jenazah Santri Korban Pengeroyokan Dikebumikan di Koto Laweh Tanah Datar