TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Salah satu narapidana terorisme di Lapas Kelas IIB Tulungagung, Noeim Baasyir bebas murni, Selasa (19/2/2019) sekitar pukul 08.30 WIB.
Noeim langsung dijemput keluarganya dari Solo, Jawa Tengah.
Dengan penampilan rambut gondrong dan jenggot panjang dicat merah, sosok Noeim sempat mengundang perhatian pengunjung Lapas.
Mengenakan kaus abu-abu dan peci hitam, Noeim sempat menunjukkan surat pembebasannya.
Baca: Jerinx SID Beberkan Kronologi Pertemuan dengan Anang-Ashanty di Bali yang Membuatnya Naik Pitam
Namun tidak banyak kata, adik Abu Bakar Baasyir ini.
"Saya warga Indonesia," ucapnya pendek.
Saat ditanya rencananya membuat pondok pesantren setelah bebas, Noeim hanya menjawab, "Insyallah."
Kepala Lapas Kelas IIB Tulungagung, Erry Taruna mengatakan, Noeim divonis penjara 6 tahun penjara.
Yang bersangkutan tidak pernah mendapatkan remisi, karena tidak pernah menjalani deradikalisasi.
Namun Noeim mendapat remisi dasawarsa selama tiga bulan.
"Jadi total dia menjalani 5 tahun 9 bulan," terang Erry.
Lanjut Erry, selama di Lapas Tulungagung Noeim bersikap baik.
Padahal di Lapas sebelumnya, Noeim terlibat keributan.
Sosialisasi dengan napi lain juga bagus, dan tidak menutup diri.
Namun Noeim menolak program pembinaan maupun deradikalisasi.
"Misalnya dia tidak mau kegiatan pembinaan rohani yang kami adakan. Dia juga tidak mau salat Jumat," sambung Erry.
Selama ini proses deredikalisasi tidak berjalan efektif.
Sebab Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) hanya datang dua kali dalam satu tahun.
Sebelumnya seorang napi terorisme lainnya, Dedi Fakrizal dipindah ke Nusakambangan.
Sehingga saat ini masih ada satu napi terorisme di Tulungagung, yaitu Ridwan Sungkar.
Ridwan rencananya bebas sekitar 23 Maret 2019 mendatang. (David Yohanes)