News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Viral, Dua Pemuda Dipukuli Sampai Tewas di Universitas Negeri Medan, Ternyata Ini Penyebabnya

Editor: Aji Bramastra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua Pemuda Tewas Dianiaya di Universitas Negeri Medan. Keluarga Minta Pelaku Pengeroyokan Ditangkap.

Seorang mahasiswa dan mahasiswi yang baru selesai berolahraga di lapangan kampus, menuju parkiran sepeda motor dan berniat pulang ke rumahnya masing-masing.

Namun keduanya terkejut lantaran helm yang mereka letak di atas sepeda motor telah raib.

Keduanya lantas diarahkan ke pos sekuriti, lantaran ada dua terduga maling helm yang sedang dihakimi oleh para mahasiswa dan warga setempat.

Kedua pelaku tersebut tampak sekarat dan tidak sadarkan diri.

Pasca kejadian main hakim sendiri, petugas Reskrim Polsek Percutseituan yang mendapat informasi, langsung menuju ke lokasi.

Kedua pelaku yang diamuk massa sempat dibawa ke RS Haji untuk mendapat perawatan medis.

Namun, akibat luka serius di tubuh kedua pelaku akhirnya tewas.

Petugas kemudian mengevakuasi jasad kedua terduga pencuri itu ke RS Bhayangkara Medan untuk kepentingan otopsi.

Terpisah, Kapolsek Percutseituan Kompol Faidil Zikri yang dikonfirmasi membenarkan terkait tewasnya Jhoni Pernando dan Steven.

Keduanya dituduh mencuri dua buah helm lalu dimassa dan akhirnya meninggal di RS Haji.

"Untuk kedua korban (pencurian), M Arif Gunawan Siregar dan Riana Pratiwi sudah dimintai keterangannya," ujar Kapolsek, Rabu (20/2/2019).

Disinggung soal oknum petugas keamanan kampus (sekuriti) Universitas Negeri Medan diduga turut serta melakukan penganiayaan terhadap kedua pelaku polisi belum bisa memastikan.

Begitu juga soal informasi yang beredar bahwa salah satu korban yang meninggal dunia akibat diamuk massa merupakan anak polisi.

"Belum tahu soal itu karena belum ada laporan," kata Kompol Faidil Zikri.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini