News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kronologi Satu Keluarga Tewas Terbakar Versi Polisi

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi rumah terbakar yang mengakibatkan tiga penghuni tewas di Kmaapung Sukasirna, Desa/Kecamatan Cikembar, Sukabuni, Jawa Barat, Rabu (20/2/2019)

TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Tewasnya satu keluarga di Kampung Sukasirna RT 003 RW 013 Desa Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (20/2/2019), 02.00 WIB dini hari, perlahan mulai dikuak oleh kepolisian.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Kamis (21/2/2019), hal ini diungkapkan oleh Kepala Polsek Cikembar AKP I Djubaedi.

Polisi memberikan rentetan kronologi setelah hasil autopsi jasad satu keluarga keluar.

Satu keluarga yang tewas dalam kebakaran itu yakni Jamaludin (37), lalu istrinya Iis (28), dan anaknya Rahayu alias Ayu (10).

Djubaedi mengujarkan hasil autopsi ketiga jenazah oleh okter spesialis forensik dari Mabes Polri, dr Arif Wahyono di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekarwangi, Cibadak, Rabu (20/2/2019), malam.

Baca: Pemadaman Kebakaran Lahan di Riau Terus Berlangsung

Hal itu mengarah adanya kemungkinan besar Iis meninggal terlebih dulu sebelum terjadi kebakaran.

"Hasil autopsi korban atas nama Iis, ada kelainan yaitu pada lehernya terdapat patah tulang. Kemungkinan besar, Iis meninggal dulu baru terjadi pembakaran," ujar Djubaedi saat memberikan keterangan pers di Polsek Cikembar, Kamis (21/2109).

Jamal diduga membakar diri dan anaknya mengalami keracunan karbon monoksida (CO) akibat kebakaran rumah tersebut.

"Ketiga jasad korban ditemukan dalam kamar. Kemungkinan besar, kamar ditutup dan dikunci dari dalam sehingga anaknya tidak bisa keluar," katanya.

Namun untuk penyebab kebakaran, ia menjelaskan penyelidikan akan terus dilakukan oleh petugas dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri yang rencananya, akan dilaksanakan Jumat (22/2/2019).

"Sampai saat ini, pembakarannya diduga menggunakan bensin. Namun untuk lebih akuratnya menunggu hasil Puslabfor," kata Djubaedi. (KOMPAS.com/BUDIYANTO)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini