Laporan Wartawan TribunSolo.com, Asep Abdullah Rowi
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Luhut Binsar Pandjaitan menilai kampanye hitam 'Jika Jokowi Terpilih Lagi, Tidak Ada Lagi Azan' di Karawang sebagai bentuk kepanikan dari tim pendukung capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno (Prabowo-Sandi).
"Ya ngarang itu, fitnah-fitnah lagi gitu aja!," terang Luhut sebagai Ketua Dewan Pembina Bravo 5 usai deklarasi dan pelantikan pengurus Bravo 5 Solo Raya untuk mendukung capres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf di gedung Bathari, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Senin (25/2/2019).
Menurut Luhut yang juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu menjelaskan, bahwa video yang viral tentang 'Jika Jokowi Terpilih Lagi, Tidak Ada Lagi Azan' di Karawang adalah bentuk kepanikan pendukung Prabowo-Sandi.
"Ya fitnah karena kepanikan, ya jadinya fitnah terus," kata dia.
Dia menjelaskan, seharusnya orang-orang yang menebar fitnah tersebut belajar langsung dari sosok ibunda Jokowi, Sudjiatmi Notomiharjo sebagai muslim yang baik.
"Tadi lihatlah Bu Noto (Sudjiatmi Notomiharjo), itu kan seorang Muslim yang baik, anda lihat penampilan beliau," jelasnya.
"Tapi -biar ajalah kita tidak terlalu pusing," tuturnya menegaskan.
Dia juga meminta media untuk adil memberitakan yang benar, termasuk bentuk kampanye hitam yang terjadi Karawang sehingga videonya viral.
"Itu kan gak bagus, kalau kita tidak pernah melakukan seperti itu," ucapnya.