News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tambang Emas Bakan Longsor

Cerita Deni Korban Selamat di Tambang Emas Bakan, 'Kaki Saya Terjepit Batu dan Mayat Penambang'

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Deni Mamonto korban selamat longsornya tambang emas Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondow saat dirawat di RSUD Kotamobagu

TRIBUNNEWS.COM, KOTAMOBAGU -- Dedi Mamonto (38) Warga Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara Kota Kotamobagu Provinsi Sulawesi Utara menceritakan peristiwa longsor di tambang emas Bakan.

Satu di antara korban longsor tambang Bakan di Kabupaten Bolaang Mongondow ( Bolmong), yang selamat itu mengaku sudah masuk ke dalam lubang.

Dia bersama lima rekannya masuk ke dalam lubang hingga 10 meter, pada Selasa pukul Pukul 19.00 Wita.

Dari lima orang hanya dia bersama satu rekannya yang selamat

Awalnya biasa saja, ratusan orang beraktivitas memukul bebatuan mencari material emas.

Baca: Tanggapan Pengamat Politik Soal Penghentian Kasus Dugaan Pelanggaran Kampanye Slamet Maarif

Satu jam kemudian yakni pada pukul 20.00 Wita, Deni melihat ada bebatuan kecil yang mulai berjatuhan.

Berlangsung tak lama.

Tanda tersebut tak bisa dimanfaatkan penambang untuk menyelamatkan diri.

"Tiba tiba saja langsung ambruk. Ada bunyi seperti angin. Kami semua tertimbun tanah. Kaki saya terjepit batu dan mayat penambang lain," ujar Deni kepada Tribun Manado saat masih terbaring di tempat tidur Ruang IGD RSUD Kotamobagu.

Saat itu Deni tak menyerah. Dia terus menerus berdoa kepada Allah SWT.

Dia terus meminta agar dia diselamatkan.

"Saya terus berdoa kalau memang belum disini ajal saya maka tolak akang pa kita," ujar Deni.

Baca: Tanggapan KPU soal Aksi Geruduk Besok Kental dengan Nuansa Dukungan ke Capres

Deni terjebak di satu titik tambang berukuran sekitar tiga kali tiga meter.

Dia bersama tiga orang lainnya. Dua orang adalah penambang dari daerah lain.

"Awalnya kami masuk lima orang, tiga sudah tidak tahu dimana. Ada dua penambang lain yang membantu kami keluar," ujar Deni.

Di saat itu Deni menahan sakit, kaki kirinya terjepit batu dan mayat. Perlahan dia berusaha mengeluarkan kaki kirinya.

"Awalnya saya dorong mayat, kemudian batu saya ketuk perlahan-lahan hingga menjadi tiga bagian. Saat itu bebatuan kecil terus berjatuhan. Tangan kiri saya gunakan menangkis batu kecil. Namun tetap saja ada beberapa yang lolos dan kena kening saya," ujar Deni.

Sekitar satu jam kemudian akhirnya Deni terhindar dari baik mayat maupun batu.

"Saya kemudian berusaha merangkak keluar perlahan. Saat itu terdengar banyak suara minta tolong. Tapi apa daya kami juga berusaha menyelamatkan diri," ujar Deni.

Baca: Polemik soal Peristiwa 1998, Komnas HAM Tawarkan 3 Cara kepada Wiranto dan Kivlan Zein

Deni akhirnya menghirup udara segar di luar lubang tambang.

"Diluar sudah banyak orang saya diselamatkan, dievakuasi, dan dibawa ke rumah sakit," ujar Deni.

Keluar dari lubang tambang sekitar Pukul 21.00 Wita, tiba di Rumah Sakit Pukul 01.00 Wita. Lokasi tambang cukup jauh.

Deni mengatakan masih banyak penambang yang terjebak didalam lubang tambang.

"Ada yang sudah meninggal terjepit batu. Tulang belakangnya sampai keluar," ujar Deni.

Deni mengatakan kejadian ini adalah yang terparah

"Sebelumnya tidak pernah terjadi seperti ini. Banyak penambang yang menjadi korban," ujar dia.

Deni sudah lama menjadi penambang. Sejak duduk di bangku SMP dia sudah mulai menambang. Saat ini dia sudah berusia 38 tahun dan masih menambang.

Terpantau di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) masih ada tiga orang korban yang dirawat. Satu sudah pindah ke ruangan lain. Dua lainnya masih di IGD.

Satu orang di antaranya baru saja dibawa tadi pukul 10.00 Wita. Namanya Rusman Pobela warga Pangian Barat. (Handhika Dawang)

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Cerita Deni Mamonto, Korban Longsor di Tambang Bakan yang Selamat: Banyak Suara Minta Tolong

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini