Jumlah total penambang yang dievakuasi keluar dari reruntuhan longsoran yakni 23 meninggal dunia, 18 selamat, dan lima tidak teridentifikasi terdiri dari empat potongan, satu jasad utuh.
Ferry Siahaan, Manager Eksternal Relation and Security PT JRBM menjelaskan secara teknis kendala di lokasi longsor yang membuat evakuasi terpaksa harus dihentikan.
"Ada kemungkinan longsoran susulan dari tebing atas. Karena sudah ada retakan di bebatuan atas. Secara teknis pada awal menggali enam meter ke dalam. Saat ini posisi timbunan longsoran susulan sudah tujuh meter. Timbunan sudah diatas alat berat. Ditambah lagi sudah ada retakan baru yang melebar dan berbahaya untuk tim evakuasi termasuk alat berat," ujar dia.
Baca: Duel Pedagang Gara-gara Rebutan Lahan, Rico Tewas, Rumah Pelaku Dibakar Massa
Ferry mengatakan selanjutnya lokasi longsor tersebut untuk sementara ditutup.
"Dari managemen akan asesmen ulang melihat kondisi itu apakah akan menimbulkan bahaya atau tidak. Yang pasti karyawan akan dilarang ke situ karena lonsornya jalan terus," ujar dia.
22 Laporan Kehilangan
Ketua Tim Pos Mortem DVI Bid Dokkes Polda Sulut, Dokter Paula Lihawa MForSc mengatakan total 22 laporan kehilangan di Posko Ante Mortem, ada 15 yang teridentifikasi di Post Mortem telah meninggal dunia.
"Di Post Mortem kami menerima 20 kantong jenazah. 15 teridentifikasi positif telah meninggal dunia melalui berbagai tanda khas tubuh dan sidik jari. Lima kantong tidak teridentifikasi terdiri dari satu jenazah utuh dan empat bagian tubuh," ujar dia.
dr Paula Lihawa mengatakan dari 22 laporan orang hilang yang masuk, 15 di antaranya sudah positif teridentifikasi meninggal dunia.
"Lima laporan belum ada yang positif, satu laporan ternyata sudah ditemukan hidup, satu lagi meninggal dunia tanpa melewati post mortem sudah diambil keluarga," ujar dia.
Dokter Paula Lihawa mengatakan jika masih ada yang akan melaporkan silakan melapor ke Urusan Kesehatan Polres Kotamobagu berkoordinasi dengan disdukcapil.
Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow tak banyak bicara. Dia mengatakan masih akan rapat dulu dengan forkopimda.
"Akan rapat untuk melakukan langkah selanjutnya. Semuanya mengenai tambang akan dilakukan rapat dulu. Forkompimda yang akan memutuskan," ujarnya.
Kapolres Kotamobagu AKBP Gani Siahaan mengatakan selalu berkoordinasi dengan TNI melakukan penertiban penambang ilegal.
"Saya dengan Pak dandim selalu berkoordinasi dan kita sudah seringkali melakukan penertiban. Hal yang seperti ini bukan baru kali ini terjadi. Dan sudah berulang kali. Tapi masyarakat kita masih menggantungkan hidupnya di sana. Akhirnya ketika tertibkan kita usir, bahkan ada yang sudah kita proses juga. Mereka kembali lagi," ujar kapolres.