News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bupati Ungkap Sosok Penyebar Isu Kiamat hingga Warga Rela Jual Rumah Rp 20 Juta, Dia adalah Katimun

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah Katimun di Watu Bonang didatangi polisi. Ia diduga membujuk 52 warga mengungsi ke Malang untuk menghidari kiamat setelah menjual hartanya.

TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Sebanyak 52 warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo mendadak menjual semua harta lalu pindah ke sebuah tempat di Malang.

Kepindahan mendadak 52 warga Watu Bonang itu dipicu ajaran bahwa kiamat sudah dekat dan yang pertama mengalami kiamat adalah wilayah mereka.

Yang tak kalah menggegerkan, sebelum pindah, 52 warga Watu Bonang itu menjual semua hartanya.

Di antaranya, sejumlah tanah berikut rumahnya dijual murah meriah, cuma Rp 20 juta.

Begitu juga ternaknya, dijual Rp 8 juta.

Di balik geger kiamat di Watu Bonang itu, ada sosok yang bertanggung jawab.

Dia adalah Katimun, warga setempat yang akhir-akhir ini rumahnya menjadi tempat berkumpul warga yang takut kiamat itu.

Identitas Katimun itu disampaikan Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni kepada wartawan.

"Yang membawa ajaran ini ke Ponorogo atau ke Desa Watu Bonang itu, warga kami, namanya Katimun," kata Ipong Muchlissoni.

"Jadi intinya, dia mengatakan kiamat sudah dekat, jamaah diminta menjual aset-aset yang dimiliki untuk bekal di akhirat, atau dibawa dan disetorkan ke pondok. Jamaah harus salat lima waktu di masjid," kata Ipong Muchlissoni saat, Rabu (13/3/2019).

Ipong menuturkan, sekitar dua bulan lalu, usai pulang menimba ilmu di Malang, Katimun mendatangi rumah ke rumah, mempengaruhi warga dan menyebarkan ajarannya.

Kepada warga, Katimun menyampaikan bahwa kiamat sudah dekat.

Selain meminta menjual aset yang dimiliki untuk bekal di akhirat atau dibawa ke pondok, Katimun juga meminta agar warga menyiapkan senjata atau membeli pedang seharga Rp 1 juta.

"Mereka bilang Ramadhan besok ini akan ada huru-hara, perang. Jamaah diminta untuk membeli pedang ke pak kiai, harganya Rp 1 juta, yang tidak beli pedang diminta menyiapkan senjata di rumah, dan seterusnya lah," kata Ipong.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini