Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kereta Cepat Jakarta-Bandung nantinya akan terhubung dengan jalur kereta api ke Kota Bandung.
Jalur rel kereta api dari kawasan Tegalluar sampai Stasiun Bandung akan menjadi penghubung antara Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar, Kabupaten Bandung dengan pusat Kota Bandung.
Tegalluar sendiri masuk wilayah Bojongsoang, Kabupaten Bandung.
Sekda Jabar Iwa Karniwa mengatakan jalur untuk light rail transit (LRT) Tegalluar-Stasiun Bandung ini akan menggunakan rel kereta api eksisting double track.
Untuk jalur ini, pola pembangunan sarananya akan menggunakan sistem Business to Business (B to B), bukan Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
"Jadinya B to B, di mana ada satu konsorsium, PT KAI (Kereta Api Indonesia) jadi leader mengingat akan menggunakan jalur kereta api eksisting double track dari Tegalluar sampai ke Stasiun Bandung," kata Iwa Karniwa seusai rapat pembahasan LRT Bandung Raya di Gedung Sate, Kamis (14/3/2019).
Baca: Rumah Milik Putu Sunartawan Dilempar Botol Berisi Bensin, 2 Sepeda Motor Terbakar
Iwa mengatakan selain PT KAI, proyek ini akan melibatkan PT Wika, PT PSBI, PT Jabar Moda Transportasi, dan PT KCIC.
Iwa menambahkan pihaknya sudah menyusun timeline penempatan trase LRT yang menggunakan jalur rel di sekitar Stasiun Cimekar sampai Stasiun Rancaekek tersebut.
"Kereta cepat insya Allah selesai di bulan Juni-Juli 2021. Dengan demikian konekitivitas menjadi keharusan, agar bisa nyambung dengan LRT Bandung Raya," katanya.
Setelah trase pertama Tegalluar-Stasiun Bandung ini rampung, barulah dirangkaikan dengan delapan trase LRT Bandung Raya.
Setelah berbagai kajian dan beberapa kali rapat, maka pola kerja sama yang paling memungkinkan untuk membangun LRT Bandung Raya adalah KPBU.
Namun karena diburu waktu, sedangkan KPBU membutuhkan waktu pembentukannya, B to B dinilai tepat untuk mengerjakan LRT trase Tegalluar-Stasiun Bandung.
"Apabila itu (KPBU) dilakukan (pada proyek Tegalluar-Stasiun Bandung), maka prosesnya dikhawatirkan tidak match. Karena itu delapan jalur kereta api polanya KPBU, sedangkan yang kami bahas sekarang (Stasiun Tegalluar-Stasiun Bandung) yang dimungkinkan pola B to B," ujarnya.