Sedang permasalahan kelistrikan di Tarakan, kata Ferdy, mengutip pernyataan PT PLN sudah berangsur normal sejak PLN melakukan pemeliharaan pada 17 Maret lalu.
"Menurut PLN, hal itu pemeliharaan rutin yang biasanya dilakukan 2 kali setahun. Namun, karena adanya insiden ledakan pipa gas maka sedikit molor hingga 2 sampai 3 hari," ujarnya.
Selama pemeliharaan, PLN Tarakan hanya mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang ada. PLN Tarakan memastikan bahwa suplai gas dari Bunyu telah kembali normal. Dan pemadaman listrik pun tak dilakukan lagi hingga pemeliharaan jaringan gas selanjutnya.
"Jadi selain PLTD, PLN juga sudah mengoperasikan PLTMG-nya sebagaimana yang selama ini dilakukan," katanya.
Baca: Stasiun Pengumpul Gas Medco di Tarakan Terbakar, Seorang Korban Tewas
SAS Segerakan Perbaikan PLTU
PT SAS akan segera memperbaiki kerusakan yang ditemukan pada PLTU-nya di Desa Apung, Tanjung Selor. Kepala Dinas ESDM Kalimantan Utara Ferdy Manurun Tanduklangi menuturkan hasil rapatnya, bahwa bagian PLTU yang harus memiliki suhunya tinggi sehingga pengerjaannya butuh proses pendinginan (cooling down process).
"Infonya penurunan suhu dari temperatur 200 derajat Celcius ke 35 derajat Celcius. Ditambah lagi, materialnya juga masih menyimpan suhu yang tinggi. Jadi,l agak butuh waktu ekstra," ujarnya.
Selanjutnya, material penyumbat atau slag harus dikeluarkan dari manhole yang berukuran 0,5 x 0,5 meter. Dilanjutkan dengan darin process melalui darin hole (berbentuk serbuk pasir) namun terkadang masih ada material yang berbentuk bara api.
PT SAS juga melakukan cleaning area di bed furnnace untuk perbaikan nozzle (resetting penempatan nozzle) fabrikasi.
"Tahap itu mereka melakukan pembersihan nozzle. Lalu, pemasangan ulang dan ricek lagi," katanya.
Pararel dengan seluruh proses di atas, kembali dilakukan proses cooling down di area cyclone yang bertemperatur 800 derajat Celcius untuk melakukan pembersihan material slag dan darin hole.
"Ini sudah masuk final cheking, dan pesiapan firing dan start up. Untuk mencapai pemanasan 800 derajat Celcius di furnnace dan cyclone diperlukan waktu 6 hingga 7 jam," ujarnya.
Diperlukan juga produksi steam sampai dengan 6 Kpa. Waktu yang dibutuhkan sekitar 3 jam. Kemudian berlanjut flowing ke turbin, synchronize generator, on grid ke distribusi lokal PLTU.
Untuk diketahui, daya Rayon Tanjung Selor hanya 8.350 Kilowatt. Sedang beban puncak pada malam hari, 12.500 kilowatt. Dan di siang hari, mencapai 10.850 kilowatt.
"Artinya ada defisit daya sekitar 5.150 kilowatt pada malam hari, dan 2.500 kilowatt pada siang hari," ujarnya. (Wil)