TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyerahkan bantuan sebesar Rp. 100 juta untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala pada 28 Desember 2018 lalu.
Bantuan itu diserahkan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono saat melakukan tinjauan ke lokasi likuifaksi di Sigi dan Petebo pada Minggu (24/3/2019).
Dojoko menjelaskan, bantuan tersebut untuk membantu pembangunan Masjid Al Muhajirin yang berada di Kampung Jonooge, Kabupaten Sigi Biromaro, Sulawesi Tengah.
"Kedatangan kami untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar Indonesaia yang ada di Palu, Sigi dan Donggala. Tentunya kami juga menyampaikan salam dari Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi)," kata Djoko, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi, Senin (25/3/2019).
"Kami juga ingn menyampaikan bahwa musibah seperti ini suatu bentuk kasih sayang Allah kepada kita untuk ingatkan kita, bahwa hidup itu tidak hanya kesenangan tapi juga bisa musibah. Kementerian Perhubungan sangat peduli dengan Palu dan Donggala agar segera bangkit," imbuhnya.
Sebelumnya Sesjen menyusuri jalan dan melihat lokasi likufaksi. Terlihat jelas hamparan luas seperti tanah lapang, namun itu adalah gundukan rumah dari satu kampung yang sudah merata.
Sesjen Djoko juga sempat mengunjungi salah satu rumah warga setempat yaitu Pak Paimon (60). Dia mengaku prihatin melihat kondisi rumah warga yang masih belum kembali, terlihat lantai masih retak dan tembok masih terbelah.
Kementerian Perhubungan juga memberikan bantuan kepada Pegawai UPT Perhubungan Sektor Udara, Laut dan Darat, Pegawai Dishub Provinsi Sulawesi Tengah, Trauma hilling, juga memberikan bantuan Perbaikan Masjid Perhubungan, Perbaikan Gereja Kibaid dan Panti Asuhan Baiturrahim.
Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie Sudah Bangkit
Enam bulan pasca bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Palu dan Donggala, Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie mulai bangkit.
Sesjen Kemenhub mengatakan perencanaan dan pelaksanaan untuk pemulihan akan dilakukan secara bersamaan, utamanya di bandara dan pelabuhan.
"Perencaaan dan pelaksanaannya kita lakukan bersama pemulihan pelayanan kita lakukan contohnya di bandara kemudian di pelabuhan. Untuk kendala akan kita carikan penyelesaiannya, infrastruktur harus diperbaiki," ucap Sesjen.
Sementara itu, Kepala Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie, Benyamin Noach Apituley mengatakan saat ini perbaikan tahap awal sudah hampir selesai. Targetnya pada bulan April 2019 nanti dapat digunakan secara optimal. Ia menjelaskan landasan pacu yang sempat rusak sepanjang 250 meter sudah mulai diperbaiki.
"Jadi pada saat gempa itu Bandara Mutiara mengalami kerusakan baik sisi darat maupun udara. Sisi udara itu landasan pacu kita yang tadinya digunakan panjangannya 2200 meter x 45 mengalami kerusakan sepanjang 250 meter. Di ujung landasan pacu nomor 33, dan terminal sendiri di darat ada beberapa bangunan yang rusak, Pemerintah pusat sudah memberikan anggaran untuk perbaikan tahap awal baik untuk sisi udara maupun darat," jelas Benyamin.
Terkait anggaran, Benyamin mengatakan telah menggelontorkan biaya sekitar 38 miliar untuk perbaikan tahap awal. Total semua sekitar dibutuhkan dana sebesar 400 miliar untuk perbaikan sisi udara dan darat secara keseluruhan.
Sedangkan untuk penumpang, Benyamin menjelaskan sempat mengalami penurinam sekitar 25 persen dari yang normalnya 1800-2000 penumpang untuk sekali jalan menjadi 1600 penumpang. Hingga saat ini Kepala Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie terus berusaha meningkatkan lagi jumlah penumpang ditahun ini seperti semula.
"Normal kita rata-rata satu hari untuk yang berangkat itu 1800-2000 kalau pulang pergi 4000. Saat terkena dampak turun sekitar 1600 an, sekitar 25 persenanlah. Tapi sekarang sudah mulai normal lagi. Targetnya kembali lagi ke 4000an ya 2000 yang datang dan 2000 yang pergi," jelas dia.