Melihat puluhan Gandrung yang berdiri di dermaga, Susi langsung naik ke dermaga dan selfie sebentar dengan mereka.
"Kalian harus mencoba belajar Paddling ini ya," kata Susi usai berswafoto, sambil menaiki board-nya untuk kembali mengayuh ke rumah apung.
Susi berharap, apa yang dilakukan Banyuwangi ini ditiru oleh nelayan lain di Indonesia.
Dengan mengembangkan wisata konservasi bahari, perekonomian daerah bisa tumbuh tanpa harus merusak ekosistem laut.
"Dengan cara ini, kita dapat uang tanpa harus mengambil dan merusak apapun dari laut. Itu seharusnya dilakukan setiap daerah, memupuk ekonomi semacam ini. Dapat uang, tapi laut terjaga," kata Susi.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas menjelaskan bahwa festival ini adalah kampanye konservasi laut.
Anas mengajak maayarakat untuk mencontoh semangat nelayan Samudera Bhakti yang gigih melestarikan laut.
"Wisata bahari Bangsring underwater kini terus berkembang. Kecintaan mereka untuk menjaga laut ini lah yang ingin kita sampaikan lewat festival ini," kata Anas.
Berkat berbagai program kolaborasi pemkab dan nelayan setempat, kawasan itu kini bergeliat.
"Tahun 2018 kemarin, setidaknya 130 ribu wisatawan mengunjungi pantai ini. Ekonomi di sini tumbuh, nelayan akhirnya mendapatkan hasil tambahan dari perkembangan wisata," kata Anas.
Banyuwangi Underwater festival merupakan ramgkaian event yang ada dalam agenda wisata Banyuwangi Festival. Berbagai acara digelar dalam festival bawah laut tersebut.
Mulai pelatihan mengolah sampah, memungut sampah di pantai oleh 1.000 nelayan, dan lomba mengolah barang bekas menjadi barang seni dan bermanfaat.
Dalam acara itu, Susi juga mereamikan Bank Sampah yang ada Pantai Bangaring. (haorrahman)