Pihak kepolisian terus mendalami orang terakhir yang bertemu dengan korban sebelum ditemukan tewas.
Motif asmara diduga berada di balik kasus ini setelah polisi memeriksa saksi yang terdiri dari orang terdekat korban serta orang yang menemukan jasadnya.
Sementara itu, jasil otopsi yag dilakukan di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar terdapat bekas luka di pergelangan Budi Hartanto.
Polisi menduga Budi Hartanto sempat melawan pelaku sebelum akhirnya dibunuh.
"Juga ditemukan luka sayat di pergelangan tangan korban. Mungkin luka tangkisan dan sebagainya," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Adewira Negara Siregar, Jumat (5/4/2019) dikutip dari TribunJatim.com.
Pihaknya tidak menutup kemungkinan korban melakukan hal tersebut.
Adewira menegaskan saat ini polisi masih terus mendalami semua bukti dan keterangan saksi.
"Semua kemungkinan bisa terjadi, kami masih mendalaminya," ujarnya.
Budi Hartanto diketahui meninggalkan rumah pada Selasa (2/4/2019) selepas maghrib.
Tujuan korban saat itu pergi ke warung kopinya di kawasan GOR Jayabaya atau Gedung Nasional Indonesia (GNI).
Gru honorer tersebut kemudian ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.
Ia ditemukan di dalam koper tanpa kepala oleh seorang warga bernama Imam pada Rabu (3/4/2019).
Selain berprofesi sebagai guru honorer, Budi Hartanto diketahui memiliki sejumlah bisnis yakni berjualan di GOR Jayabaya.
Selain itu, ia juga memiliki usaha jual beli HP dan dipercaya rekannya mengelola usaha bersama sewa rental mobil.
(Tribunnews.com/Miftah)