TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Banjir yang melanda wilayah Bandung Selatan, menjadi penderitaan tersendiri bagi ratusan warga di sekitar Sungai Citarum, termasuk Sumiarsih (54).
Sumiarsih adalah warga Kampung Babakan, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.
Setiap kali banjir menerjang kawasan Dayeuhkolot, Sumiarsih bersama suami dan empat orang anak mereka terpaksa mengungsi ke Masjid Besar Ash Shofia, yang berada di Jalan Dayeuhkolot.
Banjir yang kerap menerjang saat Sungai Citarum meluap ini merendam seluruh bagian rumahnya dengan kedalaman dua meter.
"Saya mengungsi di masjid sudah satu minggu, karena banjir belum surut juga," kata Sumiarsih kepada Tribun Jabar di Dayeuhkolot, Selasa (9/4/2019).
Sumiarsih bercerita, sebelum tinggal mengontrak di Dayeuhkolot, ia memiliki rumah di Kampung Cigosol, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, namun sudah tidak ditinggali sejak awal 1990-an.
• Persib Bandung Hadapi Perseru Serui di Partai Perdana Liga 1, 10 Mei Nanti
• Kakek 65 Tahun Ingin Panen Melinjo, Sampai di Puncak Pohon Lemas dan Tak Bisa Turun
Alasan tidak ditinggali, kata Sumiarsih, pada tahun tersebut banjir sudah sering merendam kampung sekitar bantaran Sungai Citarum, bahkan yang terparah merendam seluruh bagian rumah dan tersisa bagian atap saja.
Akibatnya, suami Sumiarsih, memutuskan untuk pindah ke wilayah sekitar yang masih terbebas banjir dan memasang plang "rumah ini jual". Upaya untuk menjual rumahnya itu tidak berhasil.
"Berniat untuk menjual saja tetapi tidak ada yang minat," katanya.