TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar Bali, ditetapkan sebagai Kota Kerajinan Dunia oleh World Craft Council Asia Facific Region.
Penetapan tersebut ditandai penyerahan sertifikat World Craft City (WCC) yang diserahkan langsung oleh President World Craft Council Asia Facific Region, Ghada Hiijawi Quddumi dan Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Mufidah Jusuf Kalla kepada Pemkab Gianyar yang diwakili oleh Wakil Bupati Gianyar, A.A Gde Mayun didampingi Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Putri Suastini Koster, Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar, Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra di Bali Agung Theatre Show- Bali Safari & Marine Park, Senin (22/4/2019).
Wabup Gianyar, AA Gede Mayun mengatakan, penobatan Gianyar sebagai World Craft City atau Kota Kerajinan Dunia adalah yang pertama di Indonesia setelah Yogyakarta ditetapkan sebagai Kota Batik Dunia tahun 2014 lalu.
"Pengakuan ini, tak terlepas dari aktifitas masyarakat Gianyar yang sebagian besar bergelut di bidang seni dan kerajinan, sehingga dijuluki Bumi Seni. Predikat Bumi Seni yang disandang Gianyar, tak terlepas dari banyaknya karya seni yang monumental lahir di Gianyar," kata Wabup Agung Mayun.
“Hal ini juga didukung, semakin berkembangnya berbagai bentuk dan jenis karya seni yang dihasilkan oleh seniman-seniman muda yang kreatif dan inovatif, industri kerajinan di Gianyar merupakan salah satu usaha industri yang berlandaskan pada kreatifitas seni para seniman Gianyar, dikerjakan secara manual yang merupakan hasil cipta rasa dan karya tangan-tangan terampil perajin Gianyar,” jelas Wabup Agung Mayun.
Diketahui, sampai dengan akhir tahun 2018, jumlah industri kerajinan di Kabupaten Gianyar berjumlah sebanyak 36.890 unit dan mampu menampung tenaga kerja hingga 81.946 orang. “
Hampir semua jenis industri kerajinan ada di Gianyar, yang dominan diantaranya kerajinan kayu, emas atau perak, tenun atau endek, bambu, pangan, dan kulit,” imbuh Agung Mayun.
Selain itu, sebelumnya Pemkab Gianyar juga telah diserahkan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual Indikasi Geografis (HKI- IG) kerajinan Perak Celuk oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) yang diterima oleh Kepala Desa Celuk Kabupaten Gianyar.
“Dengan penetapan ini, saya berharap Kabupaten Gianyar tidak saja dikenal sebagai Bumi Seni, sebagai Kota Pusaka Dunia, sebagai Daerah Tujuan Wisata, melainkan juga dikenal sebagai Kota Kerajinan Dunia atau World Craft City ( WCC). Dengan identitas ini saya harap dapat membuka peluang dan kesempatan bagi perajin Gianyar untuk berinteraksi dengan perajin yang ada di dalam maupun di luar negeri, sehingga terjadi alih pengetahuan, alih teknologi, serta kerjasama usaha, untuk memenangkan persaingan menembus pasar global”, harap Agung Mayun.
Sementara itu, President World Craft Council Asia Facific Region, Ghada Hiijawi Quddumi, memberikan apresiasi kepada Kabupaten Gianyar sebagai Kota Kerajinan Dunia.
“Selamat atas penetapan Gianyar sebagai Kota Kerajinan Dunia dan saya sangat mengapresiasi atas apa yang dilihat selama proses penilaian, serta atas kehangatan masyarakat Gianyar selama penilaian berlangsung. Kegiatan Dewan Kerajinan Dunia dimulai sejak tahun 2012 hingga tahun 2018 dan telah ditetapkan 30 Kota di wilayah Asia Pasifik. Beberapa ditetapkan sebagai pusat kerajinan dunia seperti Gianyar dan sebagian besar lainnya dengan kerajinan yang spesifik seperti kerajinan kayu, batik, ikat, batu karang, porselen, pahat batu, batu mulia, karpet, tanah liat dan lainnya,” kata Ghada Hiijawi.
Ketua Umum Dekranas, Mufidah Jusuf Kalla sangat bangga dengan diserahkannya sertifikat penetapan Kabupaten Gianyar sebagai World Craft City.
“Dengan penetapan ini diharapkan, Pemkab Gianyar akan lebih dikenal di mancanegara serta dapat membangun jejaring dengan World Craft City lainnya. Saya juga berharap prestasi ini dapat dipertahankan dan terus mengembangkan produk kerajinan di Gianyar yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan para pengrajin dan meningkatkan perekonomian di Kabupaten Gianyar,” ujar Mufidah Kalla.