Laporan Wartawan Tribun Jabar, Haryanto
TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA- Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menganggap kemenangan partai Golkar di sejumlah daerah disebabkan berkah ketokohan kader.
Menurut dia, fakta soal Golkar ini adalah fenomena baru yang terjadi pada Pemilu serentak 2019, khususnya yang dirasakan di Jawa Barat.
Hal itu dikatakan Dedi Mulyadi saat ditemui di rumahnya, Pasawahan, Purwakarta pada Rabu (24/4/2019).
"Kalau Partai Golkar di Jabar itu sebagian besar menang karena ketokohan kader, bukan dari efek elektoral Pilpres," kata Dedi Mulyadi saat dikonfirmasi.
Menurutnya, fenomena baru itu terlihat juga karena tidak ratanya perolehan suara di internal partai.
Misalnya, tampak dari suara Golkar yang kalah secara nasional namun di daerah mengalami kenaikan bahkan kemenangan.
Baca: Caleg Stres Gagal Raih Kursi Nekat Bakar Surat Suara Pemilu 2019 Terjadi di Beberapa Daerah Ini
Ketika suara Golkar di provinsi kalah, kondisi terbalik terjadi di kabupaten.
"Contohnya di Jabar, suara Golkar di provinsi ini, terkerek naik meskipun secara penghitungan nasional, suara Golkar kalah dibanding partai lain," ucap Dedi Mulyadi.
Baca: Din Syamsuddin Minta Semua Pihak Jujur soal Hasil Pemilu
Menurutnya, berkah ketokohan ini karena caleg dari partai Golkar di daerah memiliki kedekatan secara emosional di masyarakat.
Caleg tokoh itulah yang mayoritas membawa berkah suara secara cukup signifikan.
Jadi, pemilih Golkar pada Pemilu 2019 mayoritas bukan karena melihat partainya tapi cenderung melihat sosok caleg usungan Golkar.
Selain partai berlambang beringin, ada pula partai yang mendapat berkah dari pilpres atau kepartaiannya.
"Pada pemilu tahun ini, ada dua keberkahan bagi partai. Berkah kepartaian salah satunya PKS atau Gerindra. Serta, berkah ketokohan ini, yang sangat kami rasakan di daerah," ujar dia.
Fenomena yang terjadi dan dirasakan langsung olehnya ini, kata Dedi Mulyadi, sangat unik.
Karena, masyarakat terbukti sudah melek dengan politik dan telah mengalami pergeseran pilihan. Tidak lagi, memilih partai, melainkan memilih tokoh yang sangat dikenalnya.
Karena itu, Dedi berencana akan mengevalusi mengenai pengkaderan yang ditujukan untuk caleg ke depannya.
Karena partai yang terbuka, Dedi Mulyadi akan melamar tokoh-tokoh di masyarakat untuk menjadi representasinya di pemilu selanjutnya.
"Ke depan harus semakin banyak tokoh di daerah yang mumpuni, yang telah disiapkan dari sekarang agar mereka tidak menjadi politisi dadakan," katanya.