Akibatnya, Sukron harus mendapat rawat jalan oleh dokter umum di kediamannya dari Kamis (18/4/2019) sampai Sabtu (20/4/2019) atau selama tiga hari.
Baca: Fatima Mengaktifkan Bom Bunuh Diri Saat Rumahnya Diserbu Polisi, Menewaskan Janin Serta 3 Putranya
"Perawatan oleh dokter umum kami tanggung sendiri. Akhirnya, keluarga bawa Sukron ke Tangerang sesuai rujukan dari RSUP Kariadi Semarang. Sebelumnya, Sukron memang sempat dioperasi empedunya di Kariadi. Empat hari dirawat di Tangerang, almarhum wafat dalam perjalanan pulang menuju Tegal," lanjut Imron.
Kelelahan
Sementara, kasus kelelahan serupa menimpa Abdul Rohman, pengawas TPS 24 Desa Blubuk Kecamatan Dukuhwaru yang diketahui lebih muda dari Sukron yakni berusia 27 tahun.
Ketua Bawaslu Kabupaten Tegal, Ikbal Faizal menuturkan, wafatnya Abdul Rohman hampir sama seperti yang dialami Sukron yakni karena kelelahan.
Bahkan, kata Ikbal, saat tumbang pada Jumat (26/4/2019) pagi tadi, Abdul terlebih dahulu meninggal dunia sebelum sampai ke RS terdekat.
"Iya mas, yang bersangkutan meninggal dunia sebelum sampai ke RS. Faktornya sama, yakni karena kelelahan dan fisik mengalami drop," kata Ikbal kepada Tribunjateng.com.
Atas tragedi ini, sudah ada tiga orang di Kabupaten Tegal yang gugur karena terlibat bertugas dalam Pemilu 2019.
Sebelumnya, Susanto (65), anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 08 dari Desa Pedagangan Kecamatan Dukuhwaru meninggal dunia pada Senin (22/4/2019) lalu.
Mereka yang gugur, utamanya Sukron dan Abdul kini telah dimakamkan di TPU masing-masing kediamannya. (TRIBUN JATENG/GUM)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Duka Pengawas Pemilu di Kab Tegal:Sukron Dikira Tertidur, Padahal Sudah Menghembuskan Nafas Terakhir