TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Rais Aam PBNU KH Miftahul Ahyar menyapa Muhtasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden.
Hal ini disampaikan Kiai Miftah saat memberikan sambutan pada acara Silaturahim Akbar dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Minggu (28/4/2019).
Acara ini juga dihadiri langsung oleh Kiai Ma'ruf Amin.
"Selamat datang, Muhtasyar sekaligus Wakil Presiden kita, KH Ma'ruf Amin," kata Kiai Miftah saat memberikan sambutan di hadapan ratusan peserta yang hadir.
Baca: Jokowi di Ambang Rekor, Jika Menang Lagi Maka Jadi Jawara 5 Kali Pemilu
Baca: Tim Sukses Depresi Ditagih Sang Caleg Karena Hanya Dapat 567 Suara, Ini Kisahnya
Baca: Sudah 119 Petugas KPPS dan 15 Polisi Meninggal, Bagaimana Dengan Penyelenggaraan Pemilu ke Depan?
Sontak, sapaan ini disambut tepuk tangan peserta pertemuan.
Tak hanya menyapa, ia juga mendoakan keselamatan bagi Kiai Ma'ruf.
"Semoga diberikan kesehatan, dan menyampaikan yang ma'ruf-ma'ruf. Sekaligus, mencegah yang mungkar dengan yang ma'ruf," katanya.
Ia lantas memuji Kiai Ma'ruf yang disebutnya membawa keberuntungan bagi Nahdlatul Ulama (NU).
Menurut Kiai Miftah, Kiai Ma'ruf Amin dinilai telah berhasil menyatukan umat NU sehinga membawa kemenangan di pemilu.
"Beliau membawa hoki bagi NU. Sebelumnya ada yang bilang, NU tidak bisa disatukan.
Baca: VIDEO Link Live Streaming Burnley vs Manchester City Malam Ini Jam 20.50 WIB
NU itu besar namun kalahan. Namun, beliau ternyata betul-betul membawa hoki. Beliau ini ciamik," katanya.
Padahal, NU tak memberikan instruksi apapun dalam memenangkan pemilu, namun umat telah tergerakkan.
"Padahal, tidak ada instruksi. Namun, semuanya sudah bergerak. Sehingga, tinggal merawat dan membesarkan," katanya.
Ia lantas kembali memuji karakter Kiai Ma'ruf Amin yang disebutnya sebagai kader terbaik NU.
Kiai Ma'ruf juga sebelumnya merupakan Rais Aam PBNU.
"Beliau adalah kader terbaik. Rais Aam pertama yang yang dipilih melalu sistem ahwa. Beliau kader terbaik.
Beliau akan membawa kebaikan dan memperbaiki kondisi politik," katanya.
Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa) adalah perwakilan semacam tim formatur untuk memilih Rais Aam PBNU.
Hal ini mulai berlaku pada Muktamar PBNU ke 33 yang digelar 1-5 Agustus 2015 di Jombang silam.
Kemenangan Kiai Ma'ruf Amin yang merupakan Cawapres dari Presiden Jokowi tersebut di antaranya karena kemenangan mutlak di Jatim.
"Jatim menerapkan sistem turba (turun ke bawah). Ternyata kita masih memiliki simpanan amunisi," katanya.
Di sisi lain, Kiai Ma'ruf Amin pun menyampaikan tanggapannya atas sapaan tersebut.
Menurutnya, ia belum pantas disapa Wakil Presiden karena baru menang versi hitung cepat lembaga survei.
Oleh karenanya, Kiai Ma'ruf berharap para relawannya untuk turun dan ikut memastikan kemenangan dalam rekapitulasi suara (real count) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Menangnya baru versi quick count. Sehingga, sebenarnya saya belum laik disebut wapres, tapi siap-siap jadi wapres.
Semoga hasilnya tidak berkurang, tapi bertambah dari versi quick count," katanya.
Selain Kiai Miftah, acara ini juga dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Marzuki Mustamar; dan segenap pengurus PCNU se-Jatim. (Bobby Constantine Koloway)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Silaturahim di Surabaya, Rais Aam PBNU Sapa Kiai Ma'ruf Amin Sebagai 'Wakil Presiden'