News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kunjungi Calon Ibu Kota Negara di Kaltim, Begini Respon Jokowi

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama para menteri kabinet kerja dan pejabat daerah meninjau calon lokasi ibu kota negara di Kalimantan Timur, Selasa (7/5/2019).

Nama Bukit Soeharto di Kalimantan kian mencuat setelah Jokowi kembali mewacanakan pemindahan ibu kota Indonesia.

Bukit Soeharto mampu mengalahkan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sebagai calon kawasan Ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur.

Sebelumnya Penajam Paser Utara (PPU) santer masuk dalam nominasi calon ibu kota baru Indonesia. 

Namun belakangan Bukit Soeharto di Kalimantan yang justru ditinjau Presiden Jokowi untuk menjadi ibu kota baru Indonesia.

Baca: Mulai 13 Mei, MRT Jakarta Pasang Tarif Normal

Gubernur Kaltim Isran Noor yang menawarkan Bukit Soeharto sebagai kawasan yang layak jadi ibu kota baru Indonesia.  

Sebelumnya Isran Noor mengetahui Kabupaten Penajam Paser Utara masuk dalam opsi alternatif ibu kota negara jika harus pindah dari Jakarta.

Terpilihnya kawasan Penajam Paser Utara sebagai opsi calon Ibu Kota baru Indonesia merupakan usulan dari mantan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.

Namun Isran Noor punya pilihan sendiri terkait kawasan di Kalimantan Timur yang dianggapnya lebih layak menjadi pusat pemerintahan Indonesia.

Kawasan tersebut adalah Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto.

Kepada Tribunkaltim.co Jokowi mengungkapkan, rencana pemindahan ibu kota bukanlah hal baru.

Hal itu sudah dicanangkan presiden RI pertama, Ir Soekarno pada masa kepemimpinannya.

"Jadi misi besar pemindahan ibu kota ini sudah dimulai sejak era Bung Karno.

Kemudian di era presiden sebelumnya juga ada rencana pemindahan ibu kota.

Ya, kita ingin lihat, visi ke depan kita seperti apa," katanya.

Dirinya mengatakan ingin melihat Indonesia sebagai negara besar yang memiliki pusat pemerintahan yang terpisah dengan pusat bisnis, ekonomi, perdagangan maupun jasa.

"Ya, ini kita ingin menapak ke depan, sebagai sebuah negara maju," ungkapnya.

Sekitar 1,5 tahun presiden membentuk tim khusus untuk melakukan kajian dan studi di Kalimantan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini