TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Peribahasa ini cocok menggambarkan Suradi, Ketua Kelompok Tani Sumberan Makmur RT 02 RW 04 Sumberan, Balas Klumprik, Surabaya.
Pria 52 tahun itu memelihara ikan sebagaimana
Baca: Unik! Satpol PP Kabupaten Sampang Tangkap 8 Kambing yang Kerap Memamah Celana Dalam Warga
ayahnya memulai pada tahun 1979. Suradi sebagai anak satu-satunya pun ikut jatuh cinta dengan hobi ayahnya.
Karenanya, pada tahun 1995, Suradi yang tak punya pekerjaan dan tinggal di rumah peninggalan ayahnya, memutuskan untuk menyulap halaman belakang rumahnya sekitar 2009 m2 menjadi kolam penuh ikan dan lobster.
Total ada enam kolam yang tersebar di lahan itu.
Sumber air pun dengan mudah ia dapatkan, karena sesuai dengan nama kampungnya, kampung Sumberan memilki sumber air tawar dari tanah yang tak pernah habis.
"Di sini kan airnya dari tanah, jadi tidak pernah habis airnya, mudah dapatnya," tutur Suradi, Sabtu (11/5/2019).
Baca: Kronologi Kasus Mutilasi Kasir Minimarket di Palembang, Korban Ditemukan Membusuk di Penginapan
Beberapa kolam berisi campuran beberapa jenis ikan, seperti lele, nila, bawal, gurame, dan lain-lain.
Beberapa lainnya khusus lele saja, sedangkan yang terluas khusus nila.
"Rencananya yang sini ini (menunjuk kolam terluas) mau saya tambahkan bandeng. Sudah saya ajukan permintaan bantuan bibit bandeng ke Pemerintah Kota Surabaya, katanya sih tahun ini turun," ujarnya.
Ada pula sebuah kolam yang dibagi menjadi tiga bagian, dipakai untuk berternak lobster.
Ikan-ikan ini tidak hanya ia konsumsi sendiri, tetapi juga dibagi-bagi untuk warga sekitar maupun tamu.
"Biasanya kalau ada pergantian camat, keliling-keliling untuk makan bersama, ya saya ambil. Jadi mengundang RW se-Balas Klumprik, lurah, camat," jelasnya.
Bila teman-teman sekolahnya mengadakan reuni, Suradi kerap menyuguhkan ikan hasil ternaknya.
Ia pun mengutarakan angan-angannya untuk membuka sebuah rumah makan.
"Keinginan saya memang seperti itu (membuka rumah makan). Saya kemarin kan berkunjung ke Delta Fishing itu, ingin saya seperti itu, dibuat kecil-kecilan," kata ayah satu anak ini.
Menurut Suradi, perawatan ikan-ikannya tidak sulit, sehingga ia bisa memonitor dengan mudah dibantu dengan Kelompok Tani Sumberan Makmur dan saudara-saudaranya.
"Saya kan pengangguran, hiburannya ya ini. Alhamdulillah ada saja rezeki, padahal jarang saya jual, lele saya yang saya jual. Jadi penghasilan sehari-hari dari lele," ucapnya.
Ia menjual lelenya kepada anggota Kelompok Tani, yang seharinya membutuhkan satu ton lele.
Kini, demi memenuhi pesanan pengepul lele, Suradi membuka satu lahan lagi di depan rumahnya untuk dijadikan tempat khusus pembibitan lele, yang dibuat di kolam-kolam plastik.
Penulis: Delya Octovie
Artikel ini tayang di suryamalang.com dengan judul Pengangguran Umur 52 Tahun tapi Punya Lahan Warisan 2009 M2, Bikin Kolam Ikan dan Lobster