TRIBUNNEWS.COM, SIAK - Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo langsung turun ke Rutan Kelas IIB Siak Sri Indrapura, Sabtu (11/5/2019) dini hari.
Ia menurunkan 2 pleton personel Satbrimobda Polda Riau serta seluruh personel Polres Siak untuk mengendalikan situasi saat terjadi kerusuhan.
Saat ditemui Tribun di TKP, Irjen Widodo Eko menceritakan kronologis kejadian.
Berawal dari peristiwa ditemukannya warga binaan melakukan penyalahgunaan narkoba, Jumat (10/5/2019) pukul 21.00 WIB.
Petugas Rutan melapor ke Polres Siak sehingga turun tim penyidik. Lalu dilakukan pemeriksaan kepada warga binaan yang bersangkutan.
"Setelah anggota Polres Siak pulang, terjadi keributan, yang disinyalir dari petugas Rutan yang main kasar kepada warga binaan itu," kata dia.
Baca: Kebijakan Jokowi Menaikkan Gaji PNS Berujung pada Pelaporan Dugaan Menyalahgunakan Kekuasaan
Warga binaan lainnya yang melihat kejadian itu tidak terima.
Akibatnya terjadi kerusuhan sehingga Rutan dikuasai warga binaan dan bangunan dibakar oleh warga binaan saat kerusuhan itu.
"Masih ada 34 warga binaan yang kabur, kemudian 1 pucuk senjata jenis shortgun milik petugas Rutan hilang. Diduga dibawa kabur warga binaan," kata dia.
Ia memastikan, tidak ada jenis peluru tajam di Rutan Siak.
Selain itu, ia memastikan tidak ada korban jiwa yang berjatuhan dalam peristiwa itu. Baik dari warga binaan maupun dari petugas atau kepolisian.
"Seorang anggota Polisi yang kena tembak bukan dengan peluru tajam. Lengannya terkena sedikit dengan peluru karet, sudah aman tidak ada masalah dengan hal itu," kata dia.
Peluru yang menyasar ke bagian lengan anggota Polri, AKP Jailani diduga ditembakkan oleh warga binaan.
Pihaknya akan terus melakukan penyelidikan atas perkara tersebut. Hanya saja dia meminta agar semua pihak dapat mengambil hikmah dari kejadian itu.