Pada pukul 05.00 WIB, bangunan Rutan bagian depan ludes terbakar. Sebanyak 495 narapidana tetap bertahan di dalam Rutan.
Baca: VIDEO - Kerusuhan dan Kebakaran Rutan Siak, Kapolda Riau Tinjau Lokasi Kejadian
Pukul 06.00 WIB, warga sekitar Rutan berdatangan menyaksikan pendinginan dan evakuasi petugas Rutan.
Pukul 07.00 WIB hingga siang petugas Rutan dan dibantu personel Kanwil Kemenkum HAM mendata para tahanan dan warga binaan.
Sekitar pukul 17.00 WIB didatangkan bus pariwisata untuk mengevakuasi para tahanan. Rutan Siak dipastikan sudah dikosongkan sebelum malam tiba.
Narapidana yang masih bertahan di dalam Rutan berhasil diwawancarai Tribun, pasca-kerusuhan.
Pengakuan Narapidana mengaku bernama Wahid, sipir mengeluarkan 3 tahanan lalu dibawa ke pos jaga di depan ruangan Mapenaling.
Ketiga tahanan itu ditelanjangi dan dipukuli.
"Kami teriak, jangan pukuli, jangan pukuli. Bagaimanapun kami ini senasib di sini. Kami tak terima teman kami dipukuli. Ini sudah sering terjadi kami diberlakukan seperti binatang," kata dia.
Karena hal tersebut, Wahid mengaku semua warga binaan mengamuk dan berhasil menguasai Rutan. Petugas lari terbirit-birit ke luar.
"Ini sudah puncaknya Bang. Kami sering dipukuli, diperas melalui Napi lain dan kami sudah sakit hati," kata dia.
Wahid dan kawan-kawannya mengakui kalau Kepala Rutan Gatot Suariyoko sangat baik.
Hanya saja ada pihak keamanan dan petugas lain yang selalu memperlakukan tahan secara kejam.
"Kalau Pak Gatot justru baik, menyuruh kami taat beragama. Anak buahnya yang jahat Bang, sering kali memukuli kami," kata dia.
Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo langsung turun ke Rutan Kelas IIB Siak Sri Indrapura, Sabtu (11/5/2019) dini hari.
Baca: Sebelum Tewas Dimutilasi, Vera Kerap Merasa Ketakutan Atas Sikap Temperamen Sang Pacar