Sebaliknya dia pasrah, seolah menunjukkan rasa cintanya pada ZR, walau sempat diancam Andrew.
"Katanya Andrew dia mau nikah, saya bilang biarlah saya yang mengalah.
Dia Andrew bilang pulang lah kamu Anto Iwan kalau tidak mau saya Andrew bunuh kamu.
Andre bilang begitu.
Tapi aku bilang aku rela dibunuh tapi harus jelas. Aku langsung baring," kata Anto Iwan.
Namun pertengkaran masih bisa diredam oleh ZR maupun Ibu ZR.
Tak lama kemudian Anto Iwan pun meninggalkan rumah ZR, penuh rasa kecewa.
"Saya langsung pulang, lalu saya tunggu Andre di Simpang dekat Masjid Albina Sempan.
Dia tahu saya nunggu di sana. Dia jalan terus mengendari motor, saya juga mengendari motor.
Tak lama kemudian dia berhenti, tapi saya masih jalan," kata Anto Iwan mengaku menunggu Andrew di simpang jalan untuk menjelaskan duduk persoalan yang terjadi antara mereka.
Tapi yang terjadi sebaliknya, ketika keduanya sama-sama menghentikan sepeda motor, suasana semakin panas.
Perkelahian tangan kosong satu lawan satu pun terjadi.
Hingga lima menit berlalu, Anto Iwan merasa terdesak, dan langsung mengeluarkan sebilah pisau bersarung kulit warna coklat yang memang sudah ia siapkan di kantong jaketnya.
Sekitar enam tusukan ia sarangkan ke tubuh Andrew, mulai pinggang, punggung bahu dan leher, membuat Andrew bersimbah darah dan merenggang nyawa di lokasi kejadian, Sabtu (11/5) malam di pinggir jalan dekat Masjid Albina Desa Sempan.