TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Nama resmi untuk bandara internasional Yogyakarta alias Yogyakarta International Airport (YIA) Kulonprogo hingga kini belum ditentukan.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga belum ketuk palu terkait nama resmi bandara YIA di Kulonprogo ini.
Beberapa usulan alternatif nama resmi untuk bandara YIA pun bermunculan, mulai nama pahlawan hingga nama daerah.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan Pemerintah DIY dan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo sebelumnya memang sudah mengusulkan nama YIA ke pemerintah pusat.
Hanya saja hingga saat ini kemenhub belum mengeluarkan rekomendasi atau persetujuannya lebih jauh.
Kementerian memang meminta pemda untuk mengumpulkan pendapat dan persetujuan dari para tokoh masyarakat, sesepuh, hingga pemuka adat dan agama terkait nama bandara itu.
Baca: Tiga Remaja Diciduk Polisi Tidur Bareng Dalam Satu Kamar Kos, Seorang di Antaranya Pria
Hasto Wardoyo mengatakan pihaknya sudah menjalankan amanat tersebut dengan pertemuan dan buka bersama 26 orang tokoh tersebut di rumah dinasnya belum lama ini.
Pihaknya juga sudah mengajukan izin ke Gubernur DIY untuk pertemuan itu dan hasilnya akan disampaikan secepatnya.
"Untuk pengusulan nama baru, kami akan melampirkan semua dokumen pertemuan yang ditandatangani peserta ke Kemenhub melalui Pemerintah DIY. Secepatnya kami serahkan ke Gubernur, mudah-mudahan Senin (20/5/2019) sudah sampai di tangan Ngarso Dalem," kata Hasto, Minggu (19/5/2019).
Pengusulan nama bandara baru di Temon itu menurutnya penting karena jadi bagian dari persiapan untuk peresmiannya yang rencananya akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
Baca: Pengumuman Hasil UTBK SBMPTN 2019 Periode 11-12 Mei Hari ini Pukul 10.00 WIB, Ini Link & Cara Lihat
Nama Pahlawan
Dalam pertemuan itu, usulan yang muncul antara lain menggunakan nama pahlawan maupun sekadar nama tempat.
Untuk penggunaan nama pahlawan, ada yang mengusulkan nama Pangeran Diponegoro, Nyi Ageng Serang, hingga Sultan Agung.
Namun, pada opsi ini, pilihan mengerucut pada penggunaan nama Mangkubumi sebagai sosok cikal bakal Mataram sekaligus nama lain dari Sultan Hamengku Buwono I.