Kemaluan kayak tumbuh cacar air (herpes). Tidak bisa diceritakan rasanya mbak. Panas, perih dan campur-campur rasanya," pungkasnya.
Hingga saat ini, AD terus mengonsumsi obat Anti Retro Virus (ARV) untuk menekan perkembangan virus HIV sebagai harapan untuknya untuk tetap bertahan hidup meskipun harus dikonsumsi seumur hidup.
Kasus Capai 120 Tiap Bulan, Sudah Ada 21.081 Orang Mengidap HIV/AIDS di Bali
Angka pengidap Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Bali ternyata sangat fantastis.
Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1987, angka pengidap penyakit itu mencapai 21.018 dengan temuan berkisar 100 hingga 120 kasus per bulan.
“Estimasi nasional dari Kemenkes RI dinyatakan bahwa populasi risiko tinggi di Bali mencapai 26.000 orang.
Jika temuan riil kasus ini dibagi estimasi nasional, maka cakupannya sudah mencapai 81%," kata Wakil Gubernur (Wagub) Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace).
"Hal ini bisa diasumsikan bahwa minat masyarakat Bali untuk tes HIV sangatlah tinggi.
Jika diuraikan lebih jauh, maka temuan kasus sekitar 2-4 orang per hari baik tes secara sukarela maupun tes wajib," imbuhnya.
Hal itu disampaikannya dalam acara Diskusi Publik Mengintensifkan Upaya Mendapatkan Hak Asasi bagi Pengidap HIV/AIDS (ODHA) dalam rangka Peringatan Malam Perenungan AIDS Nusantara (MRAN) di ruang rapat Praja Sabha, Denpasar, Kamis (23/5/2019).
Penglingsir Puri Ubud ini mengajak semua pihak bersinergi mengurangi bahkan menghentikan masalah HIV/AIDS ini.
“Mulai dari pemerintah, masyarakat, LSM hingga akademisi kita bahu-membahu agar pertumbuhan kasus bisa kita hentikan,” imbuhnya.
Mengenai upaya pemerintah merespons masalah tersebut, Cok Ace ingin memperbanyak pusat-pusat layanan tes gratis di berbagai daerah di Bali.
Demikian pula terapi HIV dengan obat Anti Retroviral (ARV) sudah disiapkan sebagai tindak lanjut pascates yang dilakukan.