Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Berbeda dengan yang ditetapkan pemerintah, jemaah Majelis Taqorub Ilalloh Kabupaten Garut merayakan Idul Fitri, Selasa (4/6/2019).
Jemaah menggelar salat Idulfitri di Lapangan Merdeka (Kerkof).
"Penentuan 1 Syawal merujuk ke hasil rukyat global. Di beberapa negara juga sudah merayakan Idulfitri hari ini," ujar Ridlo Muhammad (25), tim media Majelis Taqorub Ilalloh Garut, Selasa (4/6/2019).
Penentuan 1 Syawal tersebut berbeda satu hari dengan ketetapan pemerintah yang baru memasuki hari Lebaran pada esok hari.
Menurutnya, ada 400 jemaah yang mengikuti Salat Id.
Baca: Lafal Takbir Jelang Idul Fitri 1440 H, Lengkap dengan Lafal Latin dan Artinya
Pihaknya tak mempersoalkan adanya perbedaan dalam penentuan 1 Syawal karena semua keputusan dari perbedaan itu sudah berdasarkan ijtimak ulama.
"Kami juga ahli sunah dan berdasar pada empat mazhab yakni Imam Syafii, Hambali, Maliki dan Hanafi,” ucapnya.
Ridlo menambahkan, sampai tadi malam pihaknya sudah mendapat informasi 35 negara sudah melihat hilal, termasuk di Turki dan Arab Saudi.
Jika satu negara telah melihat adanya hilal, maka negara lain wajib hukumnya untuk mengikuti.
Baca: Presiden AS Donald Trump Beri Ucapan Selamat Idul Fitri kepada Umat Muslim
"Keputusan itu merupakan hasil ijtimak ulama. Makanya kami ikuti keputusan itu," katanya.
"Jadi hari ini kami sudah tidak puasa. Tidak genap (30 hari) seperti yang disampaikan pemerintah," ujarnya.
Saat disinggung adanya dua bendera mirip bendera HTI di atas mimbar khotib, Ridlo menyatakan jika hal itu merupakan atribut bendera.
"Bendera biasa yang sudah dimiliki masyarakat global. Tidak ada yang aneh," ucapnya singkat.