Laporan Wartawan Tribun Jateng Jamal A. Nashr
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Rofik Asharudin (22), pelaku pemboman di Pos Pengamanan Polisi Kartasura Kabupaten Sukoharjo ternyata telah berbaiat dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) sejak 2018 lalu.
Pelaku menjalin komunikasi dengan jaringan ISIS menggunakan media sosial Facebook.
Bahkan, ia sempat mengajak keluarganya untuk bergabung namun ditolak.
Setelah resmi berbaiat dengan ISIS, pelaku diajari membuat bahan peledak melalui media sosial.
"Ia juga menerima doktrin tentang ajaran kekerasan dalam beragama," kata Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel di kantornya, Rabu (5/6/2019).
Sebelum melancarkan aksinya, pelaku telah berlatih membuat bahan peledak yang diledakkan di persawahan belakang rumahnya.
Sebagian juga ia bagi untuk anak-anak tetangganya.
Baca: Soal Bom Bunuh Diri Sukoharjo, Kapolri : Sementara Kami Simpulkan Ini Serangan Lonewolf
Ketika diperingatkan orangtuanya, ia mengaku hanya membuat petasan.
"Dan akhirnya membuat bom yang digunakan untuk meledakkan kemarin," ujar Rycko.
Kapolda menyebut, Rofik menjalankan aksinya secara sendiri.
Ia tidak termasuk dalam kelompok teroris yang telah lama eksis di Indonesia.
Pelaku beraksi sesuai instruksi sosok yang ia anggap imam di ISIS melalui media sosial.
"Apa yang terjadi di Pospam itu merupakan pelaku tunggal, lone wolves, tidak memiliki jaringan. Dia sendiri, berbaiat sendiri, dia belajar juga sendiri dan melakukan tindakan itu sebagai suatu tindakan amaliyahnya," sebutnya.
Baca: Jokowi Direncanakan Rayakan Hari Raya Idul Fitri di Solo