News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dalam Sehari 7 Warga Pringsewu Tersambar Petir, 2 Orang Tewas

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, PRINGSEWU - Sebanyak tujuh warga Pringsewu, Lampung tersambar petir pada Sabtu (15/6/2019) sore.

Dari tujuh warga yang tersambar petir tersebut, dua warga meninggal dunia.

Sedangkan, lima orang lainnya harus dilarikan ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapat pertolongan medis.

Warga yang tewas tersambar petir bernama Tri Purwanto (35).

Tri Purwanto merupakan warga Pekon Nusawungu.

Korban tewas tersambar petir saat berada di gubuk pemancingan Pekon Nusawungu, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Satu warga tewas lainnya bernama Tunggono (54).

Tunggono adalah petani warga Pekon Klaten, Kecamatan Gading Rejo.

Tuggono tersambar petir saat berteduh di gubuk di areal pesawahan Pekon Klaten, Kecamatan Gadingrejo.

Baca: Aksi Sok Jago Direktur PT V Langgar Laulintas Lalu Todongkan Pistol, Saat Ditangkap Menangis

Baca: Viral, Pria 41 Tahun Nikahi Gadis 13 Tahun di Sidrap, Baru Kenal 3 Bulan di Facebook

Sedangkan, lima orang lainnya di lokasi itu dilarikan ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.

Keseluruhan korban merupakan warga Kecamatan Banyumas tetapi berbeda pekon.

Kelima korban tersebut adalah Suswanto (30) warga Pekon Banyuwangi, Deni Nurohmat (28) warga Pekon Giri Tunggal, Aditya Agung Gumelar (22) warga Pekon Sukamulya, Adi Kurniawan (21) warga Sri Way Langsep, dan Sarjiah (34) warga Pekon Nusawungu.

Aditya Agung Gumelar dan Adi Kurniawan dilarikan ke Puskesmas Banyumas.

Sedangkan Suswanto, Deni Nurohmat, dan Sarjiah dibawa ke Rumah Sakit Mitra Husada (RSMH).

Peristiwa petir terjadi ketika hujan deras mengguyur wilayah Bumi Jejama Secancanan pada Sabtu sore.

Seorang korban yang tersambar di Pekon Nusawungu, Kecamatan Banyumas, Suswanto mengungkapkan, ketika itu, ia sedang mancing.

Begitu hujan deras turun, mereka berteduh di pondok pemancingan.

"Saya sudah tidak mancing, berteduh bersama-sama yang lainnya," ungkap Suswanto, saat ditemui di IGD Rumah Sakit Mitra Husada, Sabtu malam.

Suswanto masih terbaring di IGD dengan tangan terinfus, Sabtu malam.

Ia pun masih bisa bercerita dengan jelas terkait peristiwa itu.

Baca: Geger Pemulung di Cirebon Temukan Bom di Tempat Sampah

Baca: Dedengkot Curanmor Asal Lampung Tewas Ditembak,Setelah 1 Tahun Jadi Buruan Polda Metro Jaya

Namun, Suswanto hanya tahu ada petir kecil-kecil.

Kemudian, ia melihat sinar merah.

Setelah itu, Suswanto mengaku tidak mengingat apa-apa.

"Saya tersadar setelah mendengar ada orang teriak istigfar-istigfar, kemudian melihat yang lainnya juga tidak sadar," ungkapnya.

Sementara itu, pemilik pemancingan, Tofik (35) mengaku mendengar suara gelegar petir keras.

Ketika itu, ia sedang berada di rumah yang jaraknya tidak jauh dari gubuk tempat korban tersambar petir.

Lantas, Tofik bangun dan lari.

Saat itu, ia menemukan istrinya, Sarjiah sudah terkapar.

Saat ini, Sarjiah juga dirawat di RSMH Pringsewu.

Sarjiah mengaku yang dirasakan saat ini sesak, dada panas, dan kepala sakit.

Ia pun mendapat oksigen dan infus.

Baca: Juru Bicara Prabowo-Sandiaga Dahnil Anzar Simanjuntak Masuk Bursa Calon Wali Kota Medan

Baca: Karyawati Bank BUMN Itu Tewas Mengenaskan di Kamar Kos, Orang Dekat Diduga Jadi Pembunuhnya

Diketahui, Sarjiah, Suswanto, dan Deni Nurohmat mendapat pengawasan intensif dari tim medis IGD RSMH.

Anggota DPRD Pringsewu dari Dapil Banyumas, Suherman turut mengawal ketiga pasien di RSMH.

Ketua Partai Golkar Pringsewu itu pun berharap, ketiga pasien dapat memperoleh penanganan intensif.

Sementara itu, di Pekon Klaten Kecamatan Gadingrejo, korban Tunggono (54) tewas dengan posisi telungkup di salah satu gubuk sawah setempat.

Kepala Polsek Gadingrejo Iptu Anton Saputra mengatakan, seorang saksi, Zailani (57) melihat kepulan asap di gubuk areal pesawahan Pekon Klaten.

Di mana, gubuk itu sebagai tempat korban sedang berteduh karena cuaca hujan.

Sebelumnya, kata Anton, saksi mendengar suara petir ketika cuaca dalam keadaan hujan.

Saksi melihat gubuk korban ada kepulan asap.

"Saksi mendatangi gubuk tersebut dan menemukan korban dalam kondisi tertelungkup dan dalam keadaan tidak sadarkan diri, kemudian meminta bantuan warga dan Kepala Pekon untuk mengevakuasi korban," kata Anton.

Korban lalu dievakuasi ke rumahnya mengunakan mobil ambulans.

Namun setelah mendapat pemeriksaan medis, korban dinyatakan meninggal dunia.

Tersambar Petir di Lampura

Sebelumnya pada Maret 2019, 7 warga tersambar petir di Sungkai Barat, Lampung Utara.

Sebanyak 7 orang dari dua desa di Kecamatan Sungkai Barat tersambar petir, pada ‎Minggu (10/3/2019) sore.

Zulham A Razak, Camat Sungkai Barat membenarkan peristiwa tersebut.

Dua warga dari Desa Kubuhitu bernama Ngatiyem (60) dan Deki Mahendra (17).

Lalu lima orag lainnya merupakan warga Desa Sinar Harapan.

Kelima korban tersebut adalah Jumadi (65) warga Dusun I; Juleha (35), Ahmad Toha Abdul Gani (5), Seno (38), dan Oji Saputra (17), keempatnya warga dusun II.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa nahas tersebut.

Para korban hanya mengalami luka bakar sekitar 20 persen di bagian punggung dan kaki mereka.

Ia mengatakan ketujuh orang itu sedang berteduh dari hujan.

Mereka berteduh di bawah terpal yang ada di ladang jagung sembari mengupas kulit jagung.

Kejadian itu terjadi ketika ketujuhnya sedang mengupas kulit jagung.

Salah seorang di antara mereka lalu mengambil ponsel.

Tujuannya untuk mengetahui pukul berapa saat itu.

Hanya berselang lima menit, petir kemudian menyambar pondok mereka.

Sambaran petir juga turut membuat menyambar para pekerja.

Kabar ini langsung terdengar oleh warga dan pamong desa/kecamatan segera melarikan mereka ke puskesmas terdekat.

Akibat sambaran petir, mereka terluka di bagian punggung, betis, tangan, dan pantat.

"Luka bakar sekitar 20 persen, tidak ada yang sampai kritis bahkan sampai meninggal," jelasnya, saat ditemui di aula pemkab Lampung Utara, Senin 11 Maret 2019.

Enam di antara ketujuh korban terbilang masih satu keluarga‎.

Korban yang paling kecil berumur lima tahun dan saat ini mereka dirawat di rumahnya masing-masing.

Kasus di Mesuji

Sebelumnya, kasus tersambar petir terjadi di Mesuji.

Polsek Rawajiitu Selatan mengidentifikasi dan olah TKP (tempat kejadian perkara) peristiwa tewasnya wanita yang terjadi Rabu (12/6), sekitar pukul 14.00 WIB. Peristiwa terjadi di areal persawahan di Kampung Sidang Iso Mukti, Kecamatan Rawa Jitu Utara, Mesuji..

"Identitas korban diketahui bernama Supatemi (45), warga Jalan Manggis, Kampung Gedung Karya Jitu, Kecamatan Rawajitu Selatan, Tulangbawang," ujar Kapolsek Rawajitu Selatan Iptu Mahbub Junaidi, Jumat (14/6).

Kejadian bermula saat korban berangkat dari rumahnya pada Rabu (12/6), sekitar pukul 07.00 WIB, untuk mengambil upahan menanam padi di sawah milik Kitin (45), berprofesi tani, warga Kampung Sidang Iso Mukti.

Sekitar pukul 14.00 WIB, hujan mulai turun sehingga korban dan beberapa pekerja lainnya menghentikan kegiatan karena takut tersambar petir. Lalu korban menuju ke pinggir sawah untuk bersih-bersih badan.

"Di saat itu muncul kilat yang menyambar korban dan mengakibatkan korban jatuh. Pekerja lainnya yang melihat kejadian tersebut langsung menolong korban dan membawanya pulang ke rumah," ungkap Iptu Junaidi.

Sesampainya korban di rumah, kerabat korban memanggil petugas medis. Hasil pemeriksaan media menyatakan korban meninggal dunia.

Dari hasil pemeriksaan petugas medis, didapati luka bakar sambaran kilat pada tubuh korban, tepatnya di bagian kepala sebelah kiri dekat dahi. Korban diduga tewas lantaran tersambar petir. (tribunlampung.co.id/robertus didik)

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul 7 Warga Lampung Tersambar Petir, Korban Lihat Sinar Merah Sebelum Tak Sadarkan Diri, 2 Tewas

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini