Simak pengakuan dan kondisi penyerang sopir Bus Safari di Tol Cipali. Mulai dari seorang sekuriti dan diisolasi
TRIBUNNEWS.COM - Penyerang sopir Bus Safari di Tol Cipali diketahui bernama Amshor (29).
Amshor, penumpang Bus Safari diduga sebagai penyebab kecelakaan maut hingga melibatkan dua kendaraan lainnya di Tol Cipali pada Senin (17/6/2019) dini jhari.
Saat ni kepolisian Polda Jabar tengah memberikan penanganan medis terhadap Amshor karena mengalami luka berat hingga nanti akan diisolasi dan dalam pemeriksaan polisi.
Baca: Fakta Kecelakaan Maut di Tol Cipali Tewaskan 12 Orang, Pernah Terjadi di China Karena Ulah Penumpang
Diberitakan, kecelakaan maut yang menewaskan 12 orang di Tol Cikampek - Palimanan (Cipali) ternyata disebabkan sopir bus diserang oleh penumpangnya.
Penumpang yang menyerang sopir tersebut diketahui bernama Amsor.
Saat ini, Amsor masih menjalani perawatan medis di RS Mitra Plumbon, Kabupaten Cirebon.
"Yang bersangkutan mengalami luka berat, sementara sopir busnya meninggal dunia," ujar Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi saat ditemui di RS Mitra Plumbon, Kabupaten Cirebon, Senin (17/6/2019) siang.
Sementara itu, dirangkum dari Tribun Jabar dan Tribun Jateng, berikut fakta-fakta terbaru mulai dari Amshor seorang sekuriti hingga bakal diisolasi.
1. Seorang sekuriti
Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudy Sufahriadi, mengatakan, Amsor sehari-hari berprofesi sebagai sekuriti.
"Yang bersangkutan merupakan sekuriti Gandaria Tower Jakarta," kata Rudy Sufahriadi saat ditemui di RS Mitra Plumbon, Kabupaten Cirebon, Senin (17/6/2019) siang.
Ia mengatakan, Amsor naik bus tersebut dari Jakarta hendak pulang ke Cirebon.
Diketahui, Amsor merupakan warga Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.
2. Segera jadi tersangka dan diisolasi
Saat ini, Amsor yang mengalami luka berat itu masih menjalani perawatan medis di RS Mitra Plumbon, Kabupaten Cirebon.
"Saat ini kami belum menetapkan sebagai tersangka karena masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut," ujar Rudy Sufahriadi.
Menurut dia, jika pemeriksaan dianggap selesai, maka Amsor akan ditetapkan sebagai tersangka kecelakaan maut itu.
Selanjutnya Amsor juga akan dipindahkan ke ruang perawatan isolasi khusus.
3, Negatif narkoba
Pihak kepolisian juga telah melakukan tes urine terhadap Amsor yang berprofesi sebagai sekuriti itu.
"Tes urine itu hasilnya negatif," ujar Rudy.
Baca: Daftar Lengkap Identitas 12 Korban Tewas Laka Tol Cipali 17 Juni 2019, Kondisi Terkini 11 Luka Berat
4. Merasa diancam dan akan dibunuh
Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi, memastikan peristiwa itu disebabkan sopir bus diserang oleh penumpang bernama Amshor.
Penumpang bernama Amsor menyerang sopir bus karena merasa terancam akan dibunuh.
"Motifnya masih didalami, dari keterangan awal karena terancam dibunuh sopir dan keneknya," kata Rudy.
Ia mengatakan, pemeriksaan terhadap Amsor juga tengah dilakukan oleh jajarannya.
Termasuk memeriksa kondisi kejiwaan Amsor sehingga nekat menyerang sopir bus tersebut.
Menurut dia, Amsor mengetahui akan diancam dari perbincangan telepon sopir dan kenek bus berpelat nomor H 1469 CB.
Hingga akhirnya ia nekat mencoba mengambil alih kemudi bus yang melaju dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah itu.
"Diduga akibat perebutan kemudi itu bus akhirnya menerobos ke jalur kendaraan dari arah Jateng menuju Jakarta," kata Rudy Sufahriadi.
12 orang tewas
Sebelumnya, kecelakaan maut itu terjadi di wilayah Kabupaten Majalengka pada Senin (17/6/2019) dinihari dan melibatkan empat unit kendaraan.
Di antaranya, Bus Safari Dharma Raya berpelat nomor H 1469 CB, Mitsubishi Expander, Toyota Inova berpelat nomor B 168 DIL, dan Mitsubishi Truk berpelat nomor R 1436 ZA.
Peristiwa itupun mengakibatkan korban luka-luka 37 orang dan telah dievakuasi ke RS Mitra Plumbon untuk mendapatkan perawatan medis.
Daftar Korban Kecelakaan Maut di Tol Cipali
Irjen Pol Rudy Sufahriady sempat menjenguk korban kecelakaan maut di KM 150+900 Tol Cipali di RS Mitra Plumbon, Senin (17/6/2019).
Selain itu, ia juga mengecek lokasi kejadian.
Dalam kecelakaan tersebut, 12 orang meninggal.
Korban meninggal terdiri dari enam penumpang Expander, tiga penumpang Innova dan tiga penumpang bus Dharma Raya.
Adapun enam penumpang Expander yang meninggal dunia, dengan sumber dari Bid Humas Polda Jabar antara lain:
1. Heruman Taman (Sopir), 59 Tahun, pekerjaan wiraswasta, alamat Taman Wisma Asri D 33 / 50, RT 01 RW 16, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
2. Rafi, 22 tahun, Swasta, alamat Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
3. Reza, 22 tahun, Swasta, alamat Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
4. Radit, 22 Tahun, Swasta, alamat Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
5. Dafa, 21 Tahun, Swasta, alamat Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
6. Irfan, 22 tahun, Swasta, alamat Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Identitas penumpang Innova yang meninggal:
7. Uki, 45 tahun, swasta, Desa Tarub, RT 10/05, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.
8. Amar, 37 Tahun, swasta, alamat Desa Tarub, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.
9. Daryono, 70 tahun, swasta, alamat Desa Tarub, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal.
Adapun tiga korban lainnya yang meninggal dunia dari bus Dharma Raya masih didata oleh polisi.
Sementara itu, 11 penumpang luka berat antara lain, Amsor, Adi lasmanto, Budianto, Ari, Dwiyono, Falah, Susmiati, Arie, Arieza, Budianto, Ari Bunarto.
Tiga puluh dua orang lainnya mengalami luka ringan.
Direktur RS Mitra Plumbon, Khoyib, mengatakan, pihaknya menerima 37 korban kecelakaan dan saat ini dirawat di IGD.
"Kami menangani 37 korban luka berat dan ringan. Masa kritis mereka sudah lewat, doakan saja segera membaik," ujar Khoyib.
Kecelakaan maut terjadi di Tol Cikampek - Palimanan (Cipali) KM 150 pada Senin (17/6/2019) dini hari.
Peristiwa yang terjadi di wilayah Kabupaten Majalengka itu mengakibatkan 12 korban meninggal dunia dan 37 orang lainnya luka-luka.
Kecelakaan itu melibatkan Bus Safari Dharma Raya berpelat nomor H 1469 CB, Mitsubishi Expander, Toyota Innova berpelat nomor B 168 DIL, dan Mitsubishi Truk berpelat nomor R 1436 ZA.
Pihak bus tunggu perkembangan info
Diberitakan Tribun Jateng, terkait kecelakaan lalulintas yang turut melibatkan Mitsubishi Expander, Toyota Innova berpelat nomor B 168 DIL, dan Mitsubishi Truk berpelat nomor R 1436 ZA, manajemen PO Royal Safari belum memberikan keterangan.
Saat Tribunjateng.com mendatangi kantor PO Bus Royal Safari, hanya ditemui oleh petugas keamanan atau sekuriti bernama R Subagyo.
Subagyo mengatakan, perusahaannya belum dapat memberikan keterangan karena masih menunggu hasil penyelidikan kepolisian.
"Tadi Bu Yani staf kantor berpesan karena informasi belum jelas mengenai kecelakaan lalu lintas itu sebabnya apa, kami tidak bisa memberi keterangan. Tapi pada prinsipnya PO Safari terbuka kepada publik," terangnya.
Ia menambahkan, perusahaan sekarang menunggu perkembangan informasi baik dari pemberitaan media atau kepolisian yang ada di lokasi.
Subagyo menambahkan, turut menjadi korban dalam kecelakaan maut tersebut dua orang pekerja PO Bus Royal Safar, masing-masing sopir dan kernet bus.
"Sopir atas nama Roni warga Solo dan kernet bernama Yuli asal Tuntang Kabupaten Semarang. Keduanya sudah bekerja lebih dari lima tahun di sini," katanya.
(Tribunnews.com/Chrysnha/TribunJabar/TribunJateng)