Laporan Wartawan Tribun Kaltim Geafry Necolsen
TRIBUNNEWS.COM,TANJUNG REDEB - Karamnya Kapal Motor (KM) Sitinurhalisa yang mengangkut ratusan ton beras dari Sulawesi tujuan Berau di Sungai Segah, Kampung Sukan belum berdampak pada harga pasaran di Kabupaten Berau.
Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, Wiyati.
Kepada Tribunkaltim.co, Wiyati mengatakan, sebagian besar pasokan beras berasal dari luar daerah, seperti Pulau Jawa dan Sulawesi.
Namun, pemasok beras ke wilayah Berau cukup banyak.
"Distributor kan tidak hanya satu, ada puluhan. Belum lagi Bulog (Badan Urusan Ligistik) yang selalu menjaga cadangan berasnya, sebelum habis sudah memesan lagi," kata Wiyati, Senin (24/6/2019).
Wiyati sendiri mengaku baru mengetahui ada kapal pengakut ratusan ton beras yang karam.
Namun, ia meyakini, hal ini tidak akan berdampak terhadap harga beras di pasaran.
Baca: Gibran Kasihan Lihat Chef Arnold Disuruh Kaesang Angkat Karung Beras hingga Jadi Tukang Parkir
"Kalau saya lihat data harga pasar harian, sampai hari ini tidak ada kenaikan. Masih normal," tegasnya.
Kalau pun terjadi kenaikan harga, ia memprediksi baru akan mulai terasa dalam beberapa hari ke depan.
Itu pada jenis beras tertentu, sesuai dengan jenis beras yang diangkut Kapal Motor Sitinurhalisa.
“Kalaupun sampai terjadi kenaikkan harga, ada Bulog yang akan menyeimbangkan harganya di masyarakat, melalui operasi pasar," imbuhnya.
Bulog, kata Wiyati memiliki cadangan beras dengan berbagai jenis kualitas, mulai dari beras premium sampai beras reguler yang mutunya tetap layak konsumsi.
"Stoknya juga cukup melimpah untuk menjaga apabila terjadi kenaikkan harga beras di Berau, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Untuk kualitasnya saat ini Bulog ada yang menjual premium,” katanya lagi.
Baca: Salurkan KUR ke Sektor Pangan, BNI Pertajam Kerjasama UNS dan Bulog
Kepala Seksi Logistik Bulog Berau, Hadriansyah, mengatakan, cadangan beras di gudang Bulog cukup melimpah. Apalagi, sebelum Lebaran kemarin, Bulog menambah cadangan beras dari 700 ton menjadi 1010 ton.
"700 ton itu sudah cukup memenuhi kebutuhan sampai 5 bulan," ungkap Hadriansyah.
Jumlah ini belum termasuk beras yang didatangkan oleh para distributor bahan pokok.