News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Asal Usul Pembunuhan Bocah 8 Tahun di Bogor Terungkap, Berikut Motif dan Jejak Pelarian Pelaku

Penulis: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TKP penemuan jasad FA di rumah kontrakan yang diihuni oleh pria berinisial H (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

"Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku akan kami serahkan ke Polres Bogor,” ujarnya.

Motif pembunuhan

Kepada pihak kepolisian, H mengungkapkan alasan kenapa dirinya nekat berbuat sadis kepada FA yang tiada lain cucu dari pemilik kontrakan yang ia tinggali di Bogor.

H mengaku jengkel kepada korban karena mengganggu dirinya setelah pulang menjajakan bubur ayam.

"Pemicunya karena pelaku kesal saat pulang berdagang diganggu oleh korban,” kata Kasat reskrim Polres Pemalang, AKP Suhadi, dikutip dari Tribunjateng.com, Rabu (3/7/2019).

Sebelum kejadian

Sebelum FA (8) dikabarkan menghilang selama 3 hari sejak Sabtu (29/6/2019) dan ditemukan tewas, Selasa (2/7/2019), korban sempat terlihat bertemu dengan tukang bubur berinisial H.

Diketahui, FA ditemukan tewas di dalam bak mandi kamar kontrakan yang dihuni H di Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Baca: Sambut Turkish Airlines, Kemenpar Satukan Stakeholder di Bali

Baca: KM Sinar Mulya Terbalik di Perairan Kepulauan Seribu, Seluruh Awak Kapal Berhasil Dievakuasi

Seorang anggota keluarga korban, Ibu Ai (50), mengatakan terakhir terlihat FA sempat memukul barang-barang yang dipikul H yang merupakan alat untuk berjualan bubur.

Kontrakan milik kakek FAN di Kecamatan Megamendung Puncak Bogor, Rabu (3/7/2019) ((Afdhalul Ikhsan))

"Dia ngebrak-ngebrak barang dagangan si H, FA minta uang, namanya juga anak-anak," kata Ai kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (3/7/2019).

Ia menuturkan bahwa FA dan H memang lumayan akrab, karena H mengontrak di kontrakan milik kakek korban.

Kontrakan tersebut merupakan kontrakan yang terdiri beberapa kamar dan dua lantai, dimana lantai pertama dijadikan kontrakan dan lantai 2 dijadikan tempat tinggal kakek korban pemilik kontrakan yang kerap dikunjungi FA.

Selain itu, dalam kesehariannya, FA juga kerap disuruh untuk membeli nasi oleh H dengan imbalan uang.

Hal itu juga dilihat sebagi hal normal oleh keluarga almarhum dan juga warga.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini