TRIBUNNEWS.COM, SANGATTA – Pasangan suami istri Sudar dan Sri, yang tinggal di Jalan Sudirman, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur masih bersedih.
Putranya bernama Wahyu yang masih berusia 6 tahun belum juga ditemukan sejak mereka sekeluarga tercebur ke Sungai Sangatta berikut sepeda motor yang mereka tumpangi, Kamis (4/7/2019).
Memasuki hari kedua pencarian, Sudar mengaku sudah pasrah terhadap musibah yang menimpa keluarganya.
Pria yang sehari-hari berjualan di warung pecel ayam depan Kantor Camat Sangatta Utara ini hanya berharap yang terbaik buat anak semata wayangnya itu.
"Kami berharap, cepat ditemukan saja. Apapun keadaannya. Saya dan istri, sudah pasrah," ungkap Sudar, menuturkan kepada Tribunkaltim.co, Jumat (5/7/2019).
Ia pun mengaku tidak ada firasat apa-apa sebelum peristiwa tersebut. Kesehariannya biasa saja. Sang anak yang periang juga tak menunjukkan sikap berbeda.
"Kami biasa ke pasar Sangatta Seberang. Bahkan setiap hari. Karena harus membeli kebutuhan warung. Begitu pun kemarin. Kami berangkat seperti biasa, pagi hari," ungkapnya.
Namun, kata Sudar, saat berada di ponton, ia mengira motoris menutup pinggiran ponton dengan rantai. Namun ternyata tidak.
Bahkan, saat ban bagian depan motornya separuh berada di luar ponton.
Ia sempat menahan sambil meminta tolong.
Tapi tak sempat ditolong, sudah tercebur duluan.
"Namanya motor lama, kita sudah rem, tapi masih bisa bergerak. Bannya masih maju sampai bablas ke luar ponton. Saya sempat tahan, tapi tak bisa menarik mundur juga," ujarnya.
Dalam keadaan panik tercebur di sungai, Sudar mengaku masih sempat memeluk anaknya yang duduk di depannya.
Namun, saat berada di dalam air, pelukan anaknya terlepas. Sang anak terbawa arus dan tak ditemukan.