TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Situasi di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) pasca diguncang gempa, Senin (8/7/2019) terpantau aman.
Amatan Tribun Manado, Senin (8/7/2019) di Pantai Sondana, Kecamatan Bolaang Uki, terlihat 13 rumah makan ikan bakar yang berhadapan langsung dengan pantai tetap berjualan.
Tak ada rasa takut atau kepanikan dari para pedagang.
"Tadi malam sempat mau mengungsi. Tapi karena pak camat bilang aman. Jadi kami tidak mengungsi," ungkap Nurna salah satu pedagang.
Ia mengaku memang sempat was-was, karena gempa yang terjadi sangatlah kuat.
"Tapi karena pemerintah bilang masih aman, makanya kami belum mengungsi," ucapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Bolsel Dedi Abdul Hamid mengimbau masyarakat jangan terpicu dengan informasi yang tidak benar atau hoax.
"Jangan cepat terpancing dengan info di medsos. Pastikan dulu kebenarannya," tegas dia.
Ia mengimbau agar masyarakat tetap waspada.
"Tetap waspada, dan terus berdoa agar daerah kita tercinta ini tetap dijaga Allah," tegasnya.
Warga Boltim Panik
Gempa berkekuatan 7,0 SR membuat warga Bolaang Mongondow Timur, panik dan berlarian ke luar rumah, Senin (8/7/2019).
Warga bahkan pergi mencari tempat tinggi untuk mengantisipasi potensi tsunami.
Di Ibu Kota Kabupaten, Tutuyan masyarakat bahkan berlarian ke Kantor Bupati yang kebetulan terletak di ketinggian.
Suasana tangisan dan teriakan dari warga terdengar keras. Ruangan kantor bupati penuh sesak dengan ratusan warga yang mengungsi.
Satu per satu mulai berlarian, sambil menggendong bayi dan perlengkapan tidur.
Bunyi klakson motor dan mobil terdengar keras di halaman kantor bupati.
"Saya harus lari. Karena ada teriakan air naik," ujar Pratama Isini, Warga Tutuyan.
Kata dia, ratusan warga sudah ada di sini. Mulai dari bayi hingga lanjut usia berkumpul di sini.
Masih takut untuk kembali ke rumah. Maka sementara harus bermalam di sini. Menunggu suasana aman dan terkendali.
Jovi warga Tutuyan II mengatakan, mendengar isu tsunami langsung datang ke sini.
"Angin disertai tanah goyang membuat saya takut dan orang pertama datang ke kantor bupati," ujar Jovi.
Kepala BPBD Kabupaten Boltim, Elvis Siagian mengatakan, warga jangan panik dan diimbau untuk tetap waspada.
Walaupun gempa sudah tidak seperti yang pertama, namun warga diimbau tetap tenang.
"Kalau sudah tenang. Warga bisa kembali ke rumah masing-masing," ujar Elvis Siagian.
Lokasi Rawan Tsunami
Gempa bumi bermagnitudo 7,0 menguncang Sulawesi Utara dan Maluku Utara, Minggu (7/7/2019).
Gempa terjadi pada pukul 22.08 WIB.
Terkait gempa tersebut, BMKG mengeluarkan peringatan status waspada tsunami di Sulut dan Malut.
"Dari hasil analisi BMKG, lokasi gempa 0.51LU,126.18BT, dengan kedalaman 10 kilometer. Peringatan dini tsunami di Sulut dan Malut," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado, Edward Henry Mengko lewat pesan singkat, Minggu malam. Pada peringatan dini pertama, Maluku Utara termasuk berpotensi tsunami.
"Pada peringatan dini pertama tsunami, Maluku Utara termasuk tingkat waspada, tapi hasil pembaruan kedua, tingkat kewaspadaan hanya bagian Minahasa Selatan, Sulawesi Utara," kata Ketua BMKG Stasiun Geofisika, Ternate, Kustoro Heriyatmoko saat dihubungi Kompas.com.
Gempa dirasakan hingga beberapa daerah di Kabupaten Halmahera Selatan dan Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara.
"Diimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya," kata Kustoro.
Pantauan, gempa yang berlangsung cukup lama dan kencang membuat panik sejumlah warga yang tinggal di Perumahan Griya Paniki Indah, Kecamatan Mapanget, Kota Manado.
Saat gempa terjadi, warga langsung ke luar rumah.
Saat sudah berada di luar rumah gempa masih terasa.
Tak hanya itu, dari grup WhatsApp BMKG, PVMBG, dan stakeholder menyebutkan, gempa sempat membuat air yang ada di baik air tumpah.
BMKG meminta warga tidak panik terkait gempa tersebut.
Di Sulut beberapa daerah yang rawan tsunami akibat gempa, yakni Kota Bitung, pesisir Kema, Kabupaten Minahasa Utara, pesisir Minahasa Raya hingga pesisir Gorontalo yang berhadapan dengan laut Maluku.
Sedangkan Kota Manado, Minahasa Selatan hingga Bolaang Mongondow Utara aman dari bahaya tsunami.
Warga sempat panik dan berhamburan ke luar rumah.
Baca: Dua Pelaku Pembunuhan Karyawati PTPN IV Ternyata Masih Pelajar, Akui Sempat Setubuhi Korban
Baca: Anaknya Dimakamkan, Ayah Sutopo Purwo Berderai Air Mata
Baca: Datuak Bandaharo Kayo: Tidak Mungkin Jokowi Hanya Memikirkan Balas Budi Seseorang untuk Jadi Menteri
"Awalnya dikira cuma goyang sedikit, tambah lama tambah gerak, orang-orang berlarian keluar," kata salah seorang warga Manado, Rahman.
Rahman mengatakan gempa dirasakan sampai 10 detik lebih. Di sekitar tempat tinggalnya belum terlihat kerusakan akibat gempa.
"Alhamdulillah tidak ada yang rusak. Kebetulan tadi pas angin kencang juga," ucapnya.
Sebelumnya gempa 7,0 M dan 7 Mengguncang barat daya Ternate. Kedua gempa itu terjadi dengan selang waktu 3 detik.
Pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 36 Km dan 10 Km. BMKG mengeluarkan peringatan dini akibat gempa itu.
BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami setelah terjadi guncangan gempa M 7,0 di Barat Daya Ternate.
Peringatan dini tsunami ini diterbitkan untuk wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
"#Peringatan Dini Tsunami di SULUT,MALUT, Gempa Magnitudo 7,0," tulis BMKG, dalam akun Twitter resminya, Minggu (7/7/2019).
Gempa M 7,0 diinformasikan terjadi pada pukul 22.08 WIB. Titik koordinat gempa berada di 0,51 Lintang Utara dan 126,18 Bujur Timur. Kedalaman gempa 10 kilometer.
Belum ada informasi terkait kerusakan akibat gempa.
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Gempa Terjadi, Pak Camat Katakan Masih Aman, Warga Tidak Mengungsi