Ada juga petani yang harus merelakan seluruh hasil buminya dimakan babi alias gagal panen.
Padahal, bagi masyarakat desa yang rata-rata bermatapencaharian sebagai petani, tanaman itu jadi sumber perekonomian untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Karenanya wajar, warga berusaha mempertahankannya dari serangan babi hingga panen diraih.
Sebagian warga bahkan sampai rela menginap di kebun untuk menjaga tanaman mereka dari serbuan babi di malam hari.
"Sampai warga ada yang menginap di kebun,"katanya.
Baca: Terkena Serangan Jantung, Anggota Polsek Bogor Barat Meninggal Dunia Setelah Tabrak JPO
Sebelumnya, sekitar seminggunan lalu, beberapa warga di Kecamatan Pandanarum dilaporkan menjadi korban serangan babi di tempat dan waktu yang berbeda.
Mbok Cipto (47), warga Desa Beji Dusun Beji tengah Kecamatan Pandanarum jatuh hingga tak sadarkan diri usai syok melihat kemunculan babi yang melintas di dekatnya.
Babi hutan juga dilaporkan menyerang Kastini (45), warga dusun Gamblang RT 02/02 Desa Pringamba Kecamatan Pandanarum.
Kastini mendapat serangan mendadak dari babi yang lari dari hutan menuju ladang sekitar Dusun Gamblang.
Ia yang sempat berduel dengan babi itu harus menderita luka serius di beberapa bagian tubuh, dari bagian kepala hingga anggota tubuh lainnya.
Seekor babi hutan dengan berat sekitar 60 kilogram juga dilaporkan menyerang warga di Desa Beji Rt 2 Rw 1, Mundori (50).
Babi itu mulanya ditemukan warga dalam kondisi terkena jebakan warga. Kakinya terikat kawat bendrat.
Warga berusaha menusukkan tombak ke tubuh babi hutan itu.
Tak disangka, dalam kondisi terjerat, hewan itu tak kehilangan kedigdayaannya.