Selama berkenalan, DP dan KW sempat bertemu beberapa kali.
"Perkenalan antara korban dan pelaku, berlangsung di media sosial Facebook. Hal tersebut terjadi dua bulan sebelum Lebaran. Setelah berkenalan hingga kejadian mutilasi terjadi, total pertemuan pelaku dengan korban ialah sebanyak empat kali," kata Kanit Reskrim Polres Banyuma IPDA Rizky Adhiyanzah, Sabtu (13/7/2019) dikutip dari Tribun Jabar.
Kepada korban, pelaku mengaku sebagai seorang yang bekerja di pelayaran.
Pelaku mengedit fotonya di Facebook yakni dengan memasang wajahnya di badan orang lain.
"Motifnya bukan asmara, karena sejak awal tersangka punya niatan tidak baik. Tersangka berkenalan dengan korban dengan mengedit foto di Facebook, pakai baju taruna gitu, tapi wajahnya dia, tersangka ngakunya di pelayaran," kata Rizky, Jumat (12/7/2019).
DP merupakan warga Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Banjarngara, Jawa Tengah.
Sementara KW tinggal di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Baca: Fakta Terbaru Kasus Mutilasi di Banyumas, Pelaku Habisi Korban saat Berhubungan Badan di Bandung
Baca: Deni Prianto Sejak Awal Diduga Ingin Membunuh dan Memutilasi Korban
DP tinggal di sebuah kos-kosan di Jl H Hasan, Kota Bandung.
Lokasi tersebut juga menjadi lokasi pembunuhan dan mutilasi DP terhadap KW.
Kepada tetangga, DP juga mengaku bekerja di pelayaran.
Seorang tetangga bernama Herman mengaku percaya atas pengakuan DP karena pelaku menjelaskan bahwa kantornay ada di Jl Hayam Wuruk, Jakarta.
"Pelaku mengaku bekerja dibagian pelayaran, orangnya ramah. Saya intens berbicara dengannya hanya dua kali saja. Kalau wanita yang sering berkunjung itu, saya kurang mengenal, kalau datang selalu siang hari, dan kalau mobil korban saya lihat baru satu kali terparkir," kata Herman, Sabtu (13/7/2019) di lokasi rekonstruksi.
Saat ditanya oleh Herman mengapa menyewa kos di daerah tersebut, DP beralasan ia hanya mendapat cuti selama dua minggu karena profesinya sebagai seorang pelayaran.
DP juga mengaku kepada KW bahwa ia adalah seorang bujang.